puncak jaya

puncak jaya
kotabaru

Sabtu, 27 Oktober 2012

lucky dube


Lucky Philip Dube 3 Agustus 1964 - 18 Oktober 2007 adalah seorang musisi reggae Afrika Selatan. Dia mencatat 22 album di Zulu, Inggris dan Afrikaans dalam periode 25-tahun dan merupakan terbesar penjualan Afrika Selatan artis reggae. Dube dibunuh di pinggiran Johannesburg Rosettenville pada malam 18 Oktober 2007.

kehidupan awal

 Lucky Dube dilahirkan di Ermelo, sebelumnya dari Transvaal Timur, sekarang dari Mpumalanga, pada tanggal 3 Agustus 1964. Orang tuanya berpisah sebelum kelahirannya dan ia dibesarkan oleh ibunya, Sarah, yang bernama dia beruntung karena dia dianggap kelahiran beruntung setelah sejumlah gagal kehamilan. Seiring dengan saudara dua, Thandi dan Patrick, Dube menghabiskan sebagian besar masa kecilnya bersama neneknya, sementara ibunya pindah untuk bekerja. Itu dari sana yang dia diperkenalkan kepada agama Mormon. Dalam sebuah wawancara tahun 1999 ia dijelaskan neneknya sebagai "cinta yang terbesar" yang "dikalikan banyak hal untuk memunculkan individu ini bertanggung jawab bahwa saya hari ini.


Awal karir musiknya

 Sebagai Dube anak bekerja sebagai tukang kebun tetapi, karena dia matang, menyadari bahwa ia tidak mendapatkan cukup untuk memberi makan keluarganya, ia mulai bersekolah. Ia bergabung paduan suara, dan dengan beberapa teman, pertama membentuk musik ansambel, berjudul The Band jalanan. Sementara di sekolah ia menemukan gerakan Rastafari. Pada usia 18 Dube bergabung dengan band sepupunya, Brothers Cinta, bermain musik pop Zulu dikenal sebagai mbaqanga sementara pendanaan gaya hidupnya dengan bekerja untuk Hole dan Cooke sebagai penjaga keamanan di lelang mobil di Midrand. Band menandatangani dengan Perusahaan Rekaman Teal, di bawah Richard Siluma (Teal kemudian dimasukkan ke dalam Perusahaan Rekam Gallo). Meskipun Dube masih di sekolah, band ini merekam materi di Johannesburg selama liburan sekolahnya. Album yang dihasilkan telah dirilis di bawah Dube nama Lucky dan Supersoul. Album kedua dirilis segera setelah itu, dan ini waktu Dube menulis beberapa lirik selain menyanyi. Saat itu sekitar waktu yang sama ketika dia mulai belajar bahasa Inggris

Beranjak ke reggae

 Pada peluncuran album kelima mbaqanga nya, Dave Segal (yang menjadi sound engineer Dube ini) mendorong dia untuk drop "Supersoul" elemen dari nama tersebut. Semua album berikutnya dicatat sebagai Lucky Dube. Pada saat ini Dube mulai dicatat fans menanggapi positif terhadap beberapa lagu reggae ia dimainkan selama konser. Menggambar inspirasi dari Jimmy Cliff dan Peter Tosh, ia merasakan sosial-politik yang terkait dengan pesan reggae Jamaika relevan dengan khalayak Afrika Selatan dalam masyarakat secara institusional rasis.
 Dia memutuskan untuk mencoba genre musik baru dan pada tahun 1984, merilis mini album Rastas Never Die. Rekor dijual buruk - sekitar 4000 unit - dibandingkan dengan 30.000 unit catatan mbaqanga itu akan menjual. Ingin menekan anti-apartheid aktivisme, rezim apartheid dilarang album pada tahun 1985. Namun, dia tidak patah semangat dan terus melakukan trek reggae hidup dan menulis dan memproduksi album reggae kedua. Pikirkan Tentang The Children (1985). Ini mencapai platinum penjualan dan Dube didirikan sebagai artis reggae populer di Afrika Selatan, selain menarik perhatian di luar tanah airnya.

Komersial dan kritis keberhasilan

 Dube terus rilis album komersial sukses. Pada tahun 1989 ia memenangkan empat Penghargaan OKTV untuk Tawanan, memenangkan satu lagi untuk Ditangkap Hidup tahun berikutnya dan yang lain lagi dua untuk House Of Exile tahun after.His 1993 album, Korban terjual lebih dari satu juta kopi di seluruh dunia. Pada tahun 1995 ia mendapat kontrak rekaman di seluruh dunia dengan Motown. Album Trinity adalah rilis pertama pada Tabu Records setelah akuisisi Motown label.
 Pada tahun 1996 ia merilis album kompilasi, Bisnis Reggae serius, yang menyebabkan dia yang bernama "Best Jual Recording Artist Afrika" di World Music Awards dan "Artis Internasional Of The Year" di Music Awards Ghana. Tiga album masing-masing memenangkan Musik Afrika Selatan Awards.His album terbaru, Respect diliris di Eropa melalui kesepakatan dengan Warner Music. Dube melakukan tur internasional, berbagai tahap dengan artis seperti Sinéad O'Connor, Peter Gabriel dan Sting. Dia muncul di Sunsplash Reggae 1991 (tahun yang unik, diundang kembali di panggung untuk bis lama 25 menit) dan 2005 Live 8 acara di Johannesburg.
 Selain melakukan musik Dube adalah seorang aktor kadang, muncul di film fitur Voice In The Dark, Mendapatkan Lucky Strike dan Lucky Kembali.

Kematian

 Pada tanggal 18 Oktober 2007, Lucky Dube tewas di pinggiran Johannesburg Rosettenville lama setelah menjatuhkan dua dari tujuh anaknya turun di rumah paman mereka. Dube sedang mengendarai Chrysler 300C yang para penyerang itu tampaknya setelah. Laporan polisi menyarankan dia ditembak mati oleh pembajak mobil. Lima orang telah ditangkap sehubungan dengan pria murder.Three diadili dan dinyatakan bersalah pada 31 Maret 2009; dua orang berusaha untuk melarikan diri dan tertangkap. Para pria dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Warisan

 Pada tanggal 21 Oktober 2008, Rykodisc merilis sebuah album kompilasi retrospektif berjudul, yang menampilkan banyak lagu-lagu Dube yang paling berpengaruh serta trek belum pernah dirilis sebelumnya di Amerika Serikat. Album ini merayakan musik Dube dan menghormati kontribusi dia dibuat untuk Afrika Selatan.

MANAJEMEN KEUANGAN


A. Pendahuluan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsifungsi
keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari
dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari
pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
B. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung
jawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain
meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer
keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan manajer keuangan
menyangkut empat aspek yaitu :
1. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya
yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai
keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan
dengannya.
3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di
perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan
pasar keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan
surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
C. Tujuan Perusahaan
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut
masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana
sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham
perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam
bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat
untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah,
maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk
maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau
memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham
tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai
saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

Ilmuwan Kembangkan Teknik Lukisan Sinar Laser 3D


WINA - Ilmuwan baru-baru ini melaporkan pengembangan teknik lukisan sinar laser 3D. Ini merupakan metode baru, yang dikembangkan oleh peneliti dari Vienna University of Technology dengan menggunakan sinar laser untuk memperbaiki molekul di posisi yang tepat dalam material tiga dimensi.

Dilansir Labnews, Rabu (17/10/2012), teknologi ini akan memiliki kegunaan untuk diterapkan pada aplikasi jaringan biologis hingga menciptakan microsensors. Beberapa teknik yang telah ada, digunakan untuk menciptakan objek tiga dimensi dalam skala mikrometer. Namun, kini ilmuwan telah mampu mengembangkan teknologi yang dapat melekatkan molekul di tempat yang tepat.

Metode baru ini dinamakan “3D-photographing”, dikembangkan dalam kolaborasi yang dilakukan Material Science Team (profesor Jurgen Stampfl) dan profesor Robert Liska dari grup riset Macromolecular Chemistry. Temuan ini diterbitkan dalam Advanced Functional Materials.

Penelitian ini dimulai dengan hydrogel, yakni material yang terbuat dari macromolecules. Dari material tersebut, terdapat pori-pori besar yang memungkinkan bagi molekul lain, bahkan sel untuk memasukinya. Molekul fluorescent (neon) dipilih sebagai pengenalan, sebelum sinar laser digunakan untuk membersihkan area tertentu.

"Sama seperti seorang seniman, menempatkan warna pada titik-titik tertentu dari kanvas. Kami dapat menempatkan molekul dalam hydrogel, namun ini ditempatkan dalam tiga dimensi dan dengan presisi tinggi," kata Aleksandr Ovsianikov, yang menulis hasil studi penelitian tersebut. (fmh)

Ilmuwan Temukan Cara Selamatkan Bayi Babi Kematian bayi telah merugikan industri peternakan babi di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun

Ilmuwan Temukan Cara Selamatkan Bayi Babi
Kematian bayi telah merugikan industri peternakan babi di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun






Untuk meningkatkan tingkat peluang hidup bayi-bayi babi yang baru lahir, sejumlah ilmuwan US Department of Agriculture (USDA) telah mengembangkan metode baru yang mampu memprediksi kematian dan kemampuan induk babi dalam membesarkan anaknya.

Menurut Jeffrey Vallet, ketua tim peneliti dari Agricultural Research Service (ARS) Roman L. Hruska U.S. Meat Animal Research Center (USMARC) di Clay Center, Nebraska, teknik yang disebut dengan "immunocrit" itu bisa menentukan apakah bayi babi mendapatkan kolostrum yang cukup dari induknya.

Kematian bayi babi telah merugikan industri peternakan di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun, dan salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya asupan kolostrum oleh bayi babi.

Kolostrum diproduksi oleh induk babi setelah melahirkan. Zat ini mengandung immunoglobulins atau antibodi yang mampu membangun kekebalan tubuh bayi babi terhadap bakteri, virus, dan elemen lain. Untuk itu, bayi babi yang tidak mendapatkan kolostrum dalam jumlah cukup dari induknya dalam 24 jam pertama setelah lahir biasanya akan mati.

Vallet menyebutkan, immunocrit akan mengukur serum immunoglobulin dalam sampel darah bayi babi. Hasilnya akan mengindikasikan peluang kematian bayi babi tersebut. Hasil yang didapat juga akan menunjukkan rata-rata asupan kolostrum bayi-bayi babi dan merefleksikan kemampuan induk yang bersangkutan dalam memproduksi kolostrum.

Selain itu, para ilmuwan juga menemukan hubungan antara pengukuran immunocrit dengan bobot bayi serta tingkat kematian bayi babi. Babi yang lebih berat memiliki peluang hidup yang lebih besar meski tidak mendapat kolostrum dalam jumlah cukup selama masa kritis, dibandingkan dengan bayi babi yang memiliki bobot lebih rendah. Dan berhubung hasil tes bisa didapat dengan cepat, maka sangat memungkinkan untuk menyelamatkan bayi babi saat mereka masih hidup.

“Immunocrit mampu mengetahui anak bayi mana yang tidak makan atau belum mendapat kesempatan menyusui,” kata Vallet. “Ini membuka peluang bagi kita untuk menyelamatkan bayi babi yang terancam mati dengan melakukan intervensi,” ucapnya.

Teknik baru yang juga bisa berfungsi pada bayi sapi ini bisa digunakan oleh para peternak untuk melakukan praktek split suckling. Metode split suckling didesain untuk meningkatkan asupan kolostrum bagi bayi babi yang lahir belakangan dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyusu pada induknya. Menggunakan immunocrit, sampel darah bisa diambil 24 jam setelah prosedur split suckling dijalankan, untuk mengetahui apakah asupan kolostrum telah meningkat pada bayi-bayi tersebut.

Berkat-Berkat Kerajaan Dapat Menjadi Milik Saudara

RASUL Kristen, Paulus, fasih dalam beberapa bahasa yang ada pada zamannya. Ia telah mengenyam pendidikan yang setaraf dengan pendidikan universitas dewasa ini. Ia menikmati semua keuntungan dan hak sebagai warga negara Roma. (Kisah 21:37-40; 22:3, 28) Kedudukan seperti ini dapat memungkinkan dia menjadi kaya dan terkenal. Namun, ia mengatakan, ”Perkara-perkara yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, ini telah kuanggap kerugian karena Kristus . . . dan menganggap itu semua sebagai tumpukan sampah, supaya aku dapat memperoleh Kristus.” (Filipi 3:7, 8) Mengapa Paulus membuat pernyataan demikian? Pernah dikenal sebagai Saul dari Tarsus dan sebagai penindas orang-orang yang ”mengikuti Jalan Itu”, Paulus menjadi seorang percaya setelah diberi penglihatan tentang Yesus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan. (Kisah 9:1-19) Bagi Paulus, pengalaman di jalan menuju Damaskus ini membuktikan dengan pasti bahwa Yesus-lah Mesias, atau Kristus, yang dijanjikan, pemimpin masa depan dari Kerajaan yang dijanjikan. Hal ini juga menghasilkan perubahan yang dramatis dalam haluan kehidupan Paulus, sebagaimana ditunjukkan oleh pernyataan kuatnya yang dicatat di atas. Dengan kata lain, dengan hati yang tulus dan jujur, Paulus bertobat.—Galatia 1:13-16. Dalam Alkitab, kata kerja ”bertobat” sering diterjemahkan dari kata Yunani yang secara harfiah berarti ”mengetahui setelahnya”, lawannya dari ”mengetahui sebelumnya”. Jadi, pertobatan melibatkan perubahan pikiran, sikap, atau tujuan seseorang, suatu penolakan terhadap cara-cara lama seseorang karena hal itu terbukti tidak memuaskan. (Kisah 3:19; Penyingkapan 2:5) Dalam kasus Paulus, ia tidak membiarkan peristiwa bersejarah di jalan menuju Damaskus itu tetap hanya sebuah pengalaman emosional atau bahkan spiritual. Baginya, peristiwa ini menyadarkan dia akan fakta bahwa cara hidupnya yang lama, yang penuh dengan ketidakpedulian akan Kristus, adalah sia-sia. Ia juga sadar bahwa agar mendapat manfaat dari pengetahuan yang baru didapatnya tentang Kristus, ia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki haluan hidupnya.—Roma 2:4; Efesus 4:24. Perubahan yang Membawa Berkat Sebelumnya, pengetahuan Paulus tentang Allah sebagian besar berasal dari sekte Farisi, yang di dalamnya ia pernah menjadi anggota. Kepercayaan mereka mengandung banyak filsafat dan tradisi manusia. Karena prasangka religius, gairah dan upaya Paulus salah arah. Meskipun ia berpikir bahwa ia melayani Allah, sebenarnya ia sedang berperang melawan Dia.—Filipi 3:5, 6. Setelah menerima pengetahuan yang saksama tentang Kristus dan perannya dalam maksud-tujuan Allah, Paulus dapat melihat bahwa ia diperhadapkan kepada pilihan: Haruskah ia tetap sebagai orang Farisi dan terus menikmati kedudukan dan penghargaan, atau haruskah ia mengubah haluan hidupnya dan mulai melakukan apa pun yang perlu untuk memperoleh perkenan Allah? Syukurlah, Paulus membuat pilihan yang benar, karena ia mengatakan, ”Aku tidak malu akan kabar baik; sebenarnya, itu adalah kuasa Allah bagi keselamatan setiap orang yang mempunyai iman, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.” (Roma 1:16) Paulus menjadi seorang pemberita yang bergairah, yang memberitakan kabar baik tentang Kristus dan Kerajaannya. Bertahun-tahun kemudian, Paulus memberi tahu rekan-rekan Kristennya, ”Aku belum menganggap diriku telah menangkapnya; tetapi ada satu hal: Dengan melupakan perkara-perkara yang ada di belakangku dan merentangkan diri kepada perkara-perkara yang ada di muka, aku terus berlari mengejar tujuan, yaitu hadiah berupa panggilan ke atas dari Allah, melalui Kristus Yesus.” (Filipi 3:13, 14) Paulus mendapat manfaat dari kabar baik karena ia dengan rela meninggalkan hal-hal yang telah menjauhkannya dari Allah dan dengan sepenuh hati dia mengejar tujuan yang selaras dengan maksud-tujuan Allah. Apa yang Akan Saudara Lakukan? Mungkin Saudara baru saja mendengar tentang kabar baik Kerajaan. Apakah harapan untuk hidup selama-lamanya di sebuah firdaus yang sempurna menarik bagi Saudara? Seharusnya demikian, karena kita semua memiliki hasrat alami untuk hidup dan menikmati kehidupan dalam kedamaian dan keamanan. Alkitab mengatakan bahwa Allah telah menaruh ”waktu yang tidak tertentu” dalam hati kita. (Pengkhotbah 3:11) Jadi, wajarlah bagi kita untuk berharap tentang saat manakala orang-orang dapat hidup selama-lamanya dalam perdamaian dan kebahagiaan. Dan, harapan itulah yang ditawarkan kabar baik Kerajaan. Akan tetapi, untuk membuat harapan itu menjadi kenyataan, Saudara perlu menyelidiki dan menemukan tentang apa sebenarnya kabar baik ini. Rasul Paulus menasihatkan, ’Simpulkanlah kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna.’ (Roma 12:2) Jadi, seperti Paulus, setelah memperoleh pengetahuan dan pemahaman, Saudara harus membuat pilihan. Di pihak lain, Saudara mungkin telah memiliki kepercayaan tertentu tentang masa depan Saudara. Ingatlah bahwa Saul juga telah memiliki gagasan sendiri tentang kehendak Allah sebelum ia menjadi rasul Paulus. Namun, sebaliknya daripada mengharapkan penyingkapan mukjizat dari Allah, mengapa tidak melihat masalahnya secara objektif? Tanyalah diri Saudara, ’Apakah saya benar-benar tahu kehendak Allah terhadap umat manusia dan bumi ini? Bukti apa yang dapat saya berikan untuk mendukung kepercayaan saya? Dapatkah bukti saya bertahan di bawah ujian dari sudut pandang Firman Allah, Alkitab?’ Tidak ada ruginya memeriksa kepercayaan religius Saudara dengan cara ini. Bahkan, Saudara hendaknya ingin melakukannya karena Alkitab mendesak kita, ”Hendaklah kamu memastikan segala sesuatu; berpeganglah erat pada apa yang baik.” (1 Tesalonika 5:21) Lagi pula, bukankah yang penting adalah perkenan Allah?—Yohanes 17:3; 1 Timotius 2:3, 4. Para pemimpin agama mungkin menjanjikan masa depan yang kekal kepada kita. Namun, kalau janji itu tidak didasarkan atas ajaran Alkitab, hal itu tidak akan membantu kita untuk memperoleh berkat-berkat dari Kerajaan Allah. Dalam Khotbah di Gunung yang terkenal, Yesus dengan tegas memperingatkan, ”Bukan setiap orang yang mengatakan kepadaku, ’Tuan, Tuan’, akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapakku yang di surga.”—Matius 7:21. Perhatikanlah, Yesus menekankan bahwa melakukan kehendak Bapaknya adalah syarat untuk menerima berkat-berkat dari Kerajaan Allah. Dengan kata lain, apa yang tampaknya sebagai kesalehan tidaklah selalu diperkenan oleh Allah. Sesungguhnya, Yesus meneruskan dengan mengatakan, ”Banyak yang akan mengatakan kepadaku pada hari itu, ’Tuan, Tuan, bukankah kami bernubuat dengan namamu, dan mengusir hantu-hantu dengan namamu, dan melakukan banyak perbuatan penuh kuasa dengan namamu?’ Meskipun demikian, pada waktu itu aku akan mengaku kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapanku, hai, orang-orang yang melanggar hukum.” (Matius 7:22, 23) Jelaslah, yang penting adalah bahwa kita memastikan agar kita memahami dengan saksama apa sebenarnya kabar baik Kerajaan itu dan kemudian bertindak selaras dengannya.—Matius 7:24, 25. Bantuan Tersedia Selama lebih dari 100 tahun, Saksi-Saksi Yehuwa telah memberitakan kabar baik Kerajaan Allah ini. Melalui bahan tercetak maupun secara lisan, mereka membantu orang-orang di seputar dunia untuk memperoleh pengetahuan yang saksama tentang apa Kerajaan Allah itu, apa berkat-berkat yang akan dihasilkannya, dan apa yang seseorang harus lakukan untuk memperoleh berkat demikian. Kami mengajak Saudara untuk menyambut berita yang sedang diumumkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa ini. Dengan menerima dan bertindak selaras dengan kabar baik, Saudara dapat menerima berkat-berkat besar tidak hanya sekarang tetapi juga di masa depan sewaktu Kerajaan Allah memerintah di seluruh bumi.—1 Timotius 4:8. Bertindaklah sekarang, karena berkat-berkat Kerajaan Allah sudah dekat! [Gambar di hlm. 7] Melalui bahan tercetak maupun secara lisan, Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan kabar baik Kerajaan Allah

Kabar Baik Tak Usah Diwartakan?


Mewartakan Kabar Baik adalah perintah Tuhan Yesus yang berlaku sepanjang abad. Perintah itu belum diubah. Maka, yang perlu dijawab adalah metodologi yang tepat sesuai konteks budaya bangsa kita. Kultur dan adat istiadat berbeda-beda. Tugas Pewarta adalah menemukan celah hingga Kabar Baik dapat diterima.

 Masing-masing pribadi mengambil sikap yang berbeda-beda terhadap Pewartaan Kabar Baik. Sebagian orang berpendapat bahwa tindakan pewartaan Kabar Baik sudah cukup dengan kegiatan-kegiatan sosial. Mendirikan rumah sakit, membangun sekolah, atau lembaga sosial lainnya. Lalu, mereka menyebut tindakan itu sebagai pewartaan Kabar Baik. Namun, sebagian lain berkata bahwa tindakan itu belum termasuk dalam tindakan mewartakan Kabar Baik. Bagi kelompok ini, Kabar Baik mutlak disampaikan secara verbal, diwujudkan dalam kata-kata.

DEFINISI
Pewartaan Kabar Baik (evangelization) adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan kristiani. Kata evangelization berasal dari kata evangelion. Menurut V. Becker dalam Gospel, Evangelize and Evangelist, ada beberapa kata yang menjadi bentuk dasar kata Kabar Baik dalam bahasa Yunani. Kata itu adalah, pertama, evangelion yang berarti Kabar Baik atau Injil. Kedua, kata evangelistes yang berarti pemberita Kabar Baik atau penginjil. Ketiga, evangelisdzo yang berarti memberitakan Kabar Baik, proklamasi atau khotbah.

Kata evangelion memberi penekanan tentang suatu berita yang hendak disampaikan. Kata ini berasal dari kata benda angelos yang berarti malaikat atau utusan dari Allah. Kata ini berhubungan erat dengan kata angello yang berarti membawa suatu berita atau memberitakan. Maka, menurut Edward R. Dayton and David A Fraser dalam Planning Strategies for World Evangelization, kata evangelion berarti Kabar Baik dari Allah yang hendak disampaikan kepada semua orang.

Injil adalah suatu berita untuk diakui; suatu realitas yang disaksikan oleh seorang saksi. Injil adalah berita yang dari Allah yang disampaikan dengan penuh keyakinan bahwa si pendengar atau si penerima diyakinkan, dinasihatkan dengan serius, dingatkan, dan, diyakinkan. Dalam Planning Strategies for World Evangelization, Edward R. Dayton mengatakan berita Injil disampaikan bukan hanya kepada mereka yang belum pernah mendengar Kristus tapi kepada mereka yang sudah percaya, kepada seluruh dunia.

SEIMBANG
Bagaimana Kabar Baik harus diwartakan? Inilah masalah dasar yang harus dijawab. Bila kita berbicara tentang pewartaan Kabar Baik, figur yang sangat sentral adalah Tuhan Yesus sendiri. Yesus adalah penggagas sekaligus pelaku utama. Yesus memberi Amanat Agung, dan Dia sendiri yang pertama kali mempraktikkannya. Selama pelayanan-Nya di muka bumi ini, Yesus mewartakan Kabar Baik secara verbal di rumah-rumah ibadah (Luk. 4:16). Dia pun mengajarkan firman Tuhan secara verbal. Dia menunjukkan kebobrokan dan memberi solusi. Namun, pada kesempatan lain, Dia memakai jalur sosial untuk mewartakan Kabar Baik tersebut. Di Kapernaum misalnya, Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Mrk. 2:1-5). Setelah itu, Dia mewartakan Kabar Baik tentang pengampunan dosa. Inilah inti berita Kabar Baik. Manusia berdosa beroleh pengampunan dosa. Itu pula yang pernah diserukan Nabi Yesaya kepada bangsa Yehuda yang dalam pembuangan. Delapan Abad sebelum Masehi, Yesaya yang sering dijuluki nabi Injili menyerukan pentingnya pengampunan. Hendaklah orang jahat memperbaiki hidupnya, dan mengubah jalan pikirannya. Biarlah ia kembali kepada TUHAN, supaya mendapat belas kasihan-Nya. Hendaklah ia berpaling kepada Allah kita, sebab TUHAN mengampuni dengan murah hati. (Yes. 55:7—BIS)

Yesus adalah pelaku pewartaan Kabar Baik. Dan, bagi-Nya hal ini amatlah penting. Maka, sebelum naik ke surga Amanat Agung diberikan agar para murid dan gereja sepanjang masa selalu mengingat hal ini. Yesus berkata: Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Mrk. 16:15). Ayat ini terkenal sebagai ayat Amanat Agung.

Yesus mewartakan Kabar Baik secara verbal, namun tidak mengabaikan perbuatan baik (sosial). Yesus adalah figur yang sangat tepat untuk diteladani. Dalam diri-Nya, sisi keseimbangan terlihat sangat jelas.

METODOLOGI
Dalam teologi Paulus, pewartaan Kabar Baik menjadi isu sentral. Menurut Paulus, Kabar Baik adalah berita bahwa Allah telah bertindak untuk keselamatan umat manusia melalui inkarnasi, kematian, dan, kebangkitan Yesus Kristus.

Apakah pewartaan Kabar Baik itu? D.T. Neils seorang teolog dari Sri Lanka mengatakan bahwa pewartaan Kabar Baik seperti one beggar telling onother beggar where to get food (ibarat seorang seorang pengemis yang menceritakan pengemis yang lain di mana mendapatkan makanan, red). Sementara itu, John Stott seorang pemikir kristiani yang disegani berkata bahwa pewartaan Kabar Baik adalah usaha membagikan atau mengabarkan berita Injil kepada orang lain. Apakah Kabar Baik dimaksud? Menurut Stott, Kabar Baik tersebut adalah berita tentang Yesus Kristus. Kabar Baik itu adalah Yesus telah mati untuk dosa kita dan untuk dosa isi dunia. Dia telah dibangkitkan dari kematian oleh Bapa menurut Alkitab (PL dan PB), dan, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia menawarkan pengampunan dosa dan memberikan Roh Kudus kepada semua orang yang percaya.

Pada hakikatnya, pewartaan Kabar Baik adalah partisipasi umat kristiani dalam menyampaikan Kabar Baik bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat dunia. Pewartaan Kabar adalah usaha untuk membagikan berita tentang Yesus dan mengajar agar menjadi murid sejati. Hal ini sesuai dengan Amanat Agung-Nya. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:19-20).

JAMINAN PENYERTAAN
Karena pewartaan Kabar Baik merupakan mandat Tuhan Yesus, maka Dia pun memperlengkapi. Dia tidak menyuruh tanpa bekal memadai. Ibarat seseorang yang pergi bertempur, ia harus punya selengkap senjata untuk mengalahkan musuh. Tuhan Yesus tahu hal itu. Maka, Dia memberi pewarta Kabar Baik senjata yang tak terkalahkan. Senjata itu adalah kuasa Allah sendiri. Alkitab mencatat segala kuasa di surga dan di bumi dilimpahkan kepada mereka yang mewartakan Kabar Baik. Mengapakah kuasa itu diberikan? Tentu, agar pewarta Kabar Baik mampu menembus kemustahilan. Mampu melumpuhkan tembok raksasa yang dibangun oleh keangkuhan manusia.

Tatkala mewartakan Kabar Baik dengan kekuatan manusia, dipastikan tidak membawa dampak apa pun. Mengapa? Rasio manusia makin sukar ditaklukkan. Apalagi, terlintas pemikiran tidak butuh Tuhan. Mereka yang menuhankan ilmu pengetahuan, merasa bahwa pengetahuan adalah jawaban atas segala sesuatu. Namun, fakta membuktikan tidak selamanya ilmu pengetahuan mampu menjawab persoalan, terlebih persoalan manusia yang mendasar, yakni masalah dosa. Ilmu pengetahuan gagal memberi solusi. Ilmu pengetahuan tidak mampu menyelesaikan masalah dosa. Yang dapat menjawabnya adalah Allah sendiri. Maka, penyertaan Allah mutlak diperlukan agar Kabar Baik menjadi berita yang efektif. Berita yang membawa pada keselamatan kekal.

Yogyakarta, 09 Agustus 2009


Kabar Baik Kerajaan—Apakah Itu?

Tahun lalu, di 235 negeri seputar dunia, 6.035.564 orang, tua dan muda, menggunakan 1.171.270.425 jam untuk berbicara dengan orang lain tentang hal itu. Selain secara lisan, mereka menempatkan kepada orang-orang lebih dari 700 juta bahan tercetak guna mengumumkan dan menjelaskan hal itu. Mereka juga membagikan ribuan kaset audio dan video untuk memperkenalkan hal itu. Apa yang sedang kita bicarakan ini?

YANG sedang kita bicarakan ini adalah kabar baik Kerajaan Allah. Benar, tidak pernah sebelumnya dalam sejarah manusia ”kabar baik kerajaan ini” diberitakan pada skala yang kita lihat dewasa ini.—Matius 24:14.

Semua yang melakukan pekerjaan pemberitaan dan pengajaran ini adalah para relawan. Dari sudut sekuler, mereka tampak tidak berbobot untuk melakukan tugas ini. Kalau begitu, apa yang menyebabkan mereka begitu berani dan berhasil? Kuasa kabar baik Kerajaan adalah faktor utama, karena kabar baik ini memberitakan berkat-berkat yang akan diterima umat manusia. Ini adalah berkat-berkat yang dicari semua orang—kebahagiaan, kebebasan dari kesulitan ekonomi, pemerintahan yang baik, perdamaian dan keamanan, dan satu hal lagi yang kebanyakan orang bahkan tidak berani untuk pikirkan—kehidupan abadi! Ini benar-benar kabar baik bagi orang-orang yang sedang mencari makna dan tujuan hidup ini. Ya, semua berkat ini dan lebih banyak lagi dapat menjadi milik Saudara jika Saudara menyambut dan bereaksi dengan sepatutnya terhadap pengumuman kabar baik Kerajaan ini.

Apakah Kerajaan Itu?

Namun, apa Kerajaan yang sedang diberitakan sebagai kabar baik itu? Itu adalah Kerajaan yang telah diajarkan kepada jutaan orang untuk didoakan dalam kata-kata yang kita kenal baik ini, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.”—Matius 6:9, 10.

Ini adalah Kerajaan yang dibicarakan oleh nabi Ibrani, Daniel, lebih dari 25 abad yang lalu sewaktu ia menulis, ”Allah yang berkuasa atas surga akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan pernah binasa. Dan kerajaan itu tidak akan beralih kepada bangsa lain. Kerajaan itu akan meremukkan dan mengakhiri semua kerajaan ini, dan akan tetap berdiri sampai waktu yang tidak tertentu.”—Daniel 2:44.

Jadi, kabar baik ini adalah tentang Kerajaan, atau pemerintahan, oleh Allah yang akan menghapuskan semua kefasikan dan kemudian memerintah seluruh bumi dalam damai. Kerajaan ini akan mewujudkan maksud-tujuan Pencipta yang semula bagi manusia dan bumi ini.—Kejadian 1:28.

”Kerajaan Surga Sudah Dekat”

Hampir 2.000 tahun yang lalu, kabar baik Kerajaan pertama kali diberitakan di hadapan umum oleh seorang pria berbakti yang penampilan dan pembawaannya sangat menarik perhatian. Pria ini adalah Yohanes Pembaptis, putra seorang imam Yahudi, Zakharia dan istrinya, Elisabet. Yohanes mengenakan pakaian dari bulu unta dan ikat pinggang kulit, sama dengan pakaian yang dikenakan nabi Elia. Namun, beritanyalah yang menarik perhatian banyak orang. ”Bertobatlah,” serunya, ”karena kerajaan surga sudah dekat.”—Matius 3:1-6.

Para pendengar Yohanes adalah orang-orang Yahudi, yang mengaku beribadat kepada Allah yang benar, Yehuwa. Sebagai suatu bangsa, mereka telah menerima perjanjian Hukum melalui Musa sekitar 1.500 tahun berselang. Di Yerusalem masih berdiri bait yang megah, tempat korban-korban dipersembahkan sesuai dengan Hukum. Orang-orang Yahudi merasa yakin bahwa ibadat mereka benar di mata Allah.

Akan tetapi, setelah mendengar berita Yohanes, beberapa orang mulai menyadari bahwa agama mereka bukanlah seperti apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Kebudayaan dan filsafat Yunani telah menyusupi ajaran agama orang Yahudi. Hukum yang diterima dari Allah melalui Musa sekarang sudah dipalsukan, bahkan dibuat tidak berlaku, oleh kepercayaan dan tradisi buatan manusia. (Matius 15:6) Disesatkan oleh para pemimpin agama mereka yang keras hati dan tidak berbelaskasihan, kebanyakan orang tidak lagi menyembah Allah dengan cara yang diperkenan. (Yakobus 1:27) Mereka harus bertobat dari dosa-dosa mereka terhadap Allah dan terhadap perjanjian Hukum.

Pada waktu itu, banyak orang Yahudi sedang mengharapkan munculnya Mesias, atau Kristus, yang dijanjikan dan ada yang berpikir tentang Yohanes, ”Apakah mungkin ia adalah Kristus?” Akan tetapi, Yohanes menyangkal bahwa ia adalah Mesias dan sebaliknya mengarahkan mereka kepada orang lain, yang tentangnya ia berkata, ”Ikatan tali kasutnya tidak layak aku lepaskan.” (Lukas 3:15, 16) Sewaktu memperkenalkan Yesus kepada murid-muridnya, ia berseru, ”Lihat, Anak Domba Allah yang menyingkirkan dosa dunia!”—Yohanes 1:29.

Hal itu benar-benar merupakan kabar baik, karena Yohanes, sebenarnya, sedang menunjukkan kepada semua orang jalan kepada kehidupan dan kebahagiaan—Yesus, pribadi yang ”menyingkirkan dosa dunia”. Sebagai keturunan Adam dan Hawa, semua manusia lahir dalam tirani dosa dan kematian. Roma 5:19 menjelaskan, ”Sebagaimana melalui ketidaktaatan satu pria [Adam], banyak orang menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang [Yesus], banyak orang akan dibawa kepada keadaan adil-benar.” Yesus, bagaikan Anak Domba yang dikorbankan, akan ”menyingkirkan dosa” dan menghasilkan perubahan bagi keadaan manusia yang menyedihkan. ”Upah yang dibayarkan oleh dosa adalah kematian,” Alkitab menjelaskan, ”tetapi karunia yang Allah berikan adalah kehidupan abadi melalui Kristus Yesus, Tuan kita.”—Roma 6:23.

Sebagai manusia sempurna—bahkan, tokoh terbesar sepanjang masa—Yesus melakukan pemberitaan kabar baik. Kisah Alkitab di Markus 1:14, 15 memberi tahu kita, ”Setelah Yohanes ditangkap, Yesus pergi ke Galilea, memberitakan kabar baik Allah dan mengatakan, ’Waktu yang ditetapkan telah digenapi, dan kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah, kamu sekalian, dan berimanlah kepada kabar baik.’”

Orang-orang yang menyambut berita Yesus dan mempraktekkan iman akan kabar baik ini sangat diberkati. Yohanes 1:12 mengatakan, ”Seberapa banyak orang yang menerimanya, kepada mereka ia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah, karena mereka memperlihatkan iman akan namanya.” Karena menjadi anak-anak, atau putra, dari Allah, mereka berhak menerima imbalan berupa kehidupan abadi.—1 Yohanes 2:25.

Namun, hak istimewa untuk menerima berkat-berkat Kerajaan tidak terbatas hanya kepada orang-orang yang hidup di abad pertama. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, kabar baik Kerajaan Allah sedang diberitakan dan diajarkan di semua bagian bumi yang berpenduduk dewasa ini. Jadi, berkat-berkat Kerajaan masih tersedia. Apa yang harus Saudara lakukan untuk menerima berkat-berkat demikian? Artikel berikutnya akan menjelaskan hal ini.

ROHANI AGAMA KRISTEN

Iman Kepada Agama atau Kepada Kristus

Janganlah menunda-nunda pertobatanmu ... !!
Kasih dan Kemurahan TUHAN memang tak ada batasnya,,
tapi umur seseorang itu ada batasnya.

"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ??
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada PERTOBATAN ??"
- (Roma 2 : 4) -

Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.

Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?

Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut. 

Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?

Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?


Penerbangan di Puncak Jaya Masih Lumpuh


Liputan6.com, Puncak Jaya: Situasi bandara dan Kota Mulia, Puncak Jaya, Papua, berangsur kondusif pascapenembakan pesawat Twin Otter milik Trigana Air. Kendati demikian, jalur penerbangan dari dan menuju Puncak Jaya hingga Senin (9/4) masih ditutup.Bandara Mulia masih dijaga ketat tim gabungan dari TNI dan Polri. Mereka mengantisipasi serangan susulan dari pihak sipil bersenjata. Petugas juga menjaga pesawat Trigana yang hingga kini belum ditarik dari ujung landasan dengan posisi masih menabrak gudang.Penerbangan dari dan menuju Puncak Jaya ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. Soalnya belum ada jaminan keamanan dari instansi terkait.Untuk mengetahui secara langsung insiden penembakan di Puncak Jaya, Kepala Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) Bambang Darmono meninjau langsung ke lokasi. Peninjauan dilakukan dengan melihat pesawat yang ditembak serta areal bandara. Bambang juga menghadiri pertemuan tertutup dengan anggota Muspida Puncak Jaya.Bambang Darmono mengatakan, kedatangannya ke Puncak Jaya ingin mengetahui kenapa terus terjadi teror penembakan di Puncak Jaya? Soalnya UP4B menjalankan misi percepatan pembangunan di seluruh Papua dan Papua Barat. Ada tiga program unggulan, salah satunya adalah  dukungan stabilitas keamanan yang memadai.Adanya penembakan pesawat membuat orang berpikir untuk membangun Papua. UP4B mendorong pihak keamanan segera mengamankan situasi di Puncak Jaya agar kondusif. Dengan demikian proses pembangunan dapat berjalan dengan baik.Kapolres Puncak Jaya AKBP Alex Korwa mengaku kondisi keamanan di Kota Mulia sudah mulai kondusif. Polisi masih mengejar kelompok sipil bersenjata yang melakukan aksi teror di Papua. Pengejaran dilakukan di sekitar Pegunungan Bandara Mulia.Pesawat Twin Otter terbang dari Bandara Sentani menuju Mulia, membawa tiga penumpang dan sembako. Saat mendarat di Bandara Mulia, pesawat ditembaki oleh orang tak dikenal dari sebelah kanan. Ini mengakibatkan pesawat oleng dan menabrak sebuah gudang di bandara. Penembakan mengakibatkan seorang penumpang tewas, yaitu Leiron Kogoya (35), wartawan Pasific Pos. Dia terkena tembakan di leher kanan.(ULF)

Berita Lainnya

Terduga Teroris di Cikaret Bogor Juga Orang Tertutup
Jenazah TKI Asal Banyumas Dipulangkan
Direksi BUMN Diminta Beberkan Oknum DPR Peminta Jatah
Terduga Teroris di Solo Orang Tertutup
Polri: Para Terduga Teroris Adalah Jaringan Baru


Warga Ilaga Harus Dipulangkan
Posted by zonnadamai ⋅ 22 June 2012 ⋅ 1 Comment

JAYAPURA-Zona Damai: Seluruh warga Ilaga yang saat ini berada di Kampung Harapan dan Kampung Amole, Mimika, harus segera dipulangkan ke kampung asalnya. Upaya itu dilakukan untuk menghentikan bentrokan yang berulang-ulang terjadi antarakedua kampung yang berada di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Kwamki Narama, Mimika, Papua,itu. Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigadir Jenderal (Pol … Continue reading »

 Papua Damai Tanggung Jawab Seluruh Masyarakat
Posted by zonnadamai ⋅ 19 June 2012 ⋅ 1 Comment

Jayapura–Zona Damai: Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Joko Suyanto, mengajak seluruh elemen masyarakat di tanah Papua, bertanggung jawab membangun Papua secara damai. Hal ini disampaikan Joko Suyanto dalam pertemuan antara pemerintah propinsi dan masyarakat Papua, dengan sejumlah pejabat tinggi Negara di Jayapura tadi malam. Menurut Joko Suyanto, kedamaian di Papua tidak akan terwujud, … Continue reading »

 Kapolri: 3 Orang Ditahan Terkait Penembakan di Jayapura
Posted by zonnadamai ⋅ 12 June 2012 ⋅ Leave a Comment

Jakarta-Zona Damai : Penyidikan kepolisian terhadap rentetan penembakan yang terjadi di kota Jayapura, Papua, mulai membuahkan hasil. Tiga orang sudah ditangkap dan menjadi tersangka. “Itulah yang sekarang terus kita lakukan penyelidikan dan tentunya sudah ada langkah-langkah yang clear. Kemudian ada tiga yang kita tahan, inisial W, V, dan D,” kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Hal … Continue reading »

 Polres Puncak Jaya Minta Warga Bentuk Siskamling
Posted by zonnadamai ⋅ 1 June 2012 ⋅ Leave a Comment

JAYAPURA-Zona Damai :Warga Puncak Jaya, Papua, diminta untuk membentuk sistem keamanan lingkungan (siskamling) menyusul penembakan seorang guru sekolah dasar (SD) Anton Aring Tambila asal Toraja dan sejumlah peristiwa penembakan sebelumnya. “Imbauan dan harapan saya kepada warga di Mulia dan sekitarnya adalah membentuk dan tingkatkan siskamling di tempat masing-masing,” kata Kapolres Puncak Jaya Papua Ajun Komisaris … Continue reading »

 Seorang Guru di Papua Tewas Ditembak
Posted by zonnadamai ⋅ 30 May 2012 ⋅ Leave a Comment

JAYAPURA-Zona Damai : Seorang pemilik kios yang sehari-hari juga bekerja sebagai guru, Anton Arung Tambila (36), tewas ditembak di kiosnya, Selasa (29/5/2012) malam ini. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Ajun Komisaris Besar Johannes Nugroho Wicaksono, sekitar pukul 19.00 WIT, pelaku mendatangi kios korban di Kampung Kulirik, Distrik Mulia, Puncak Jaya. Saat itu, pelaku membeli … Continue reading »

 Pemprov Papua Bangun Rumah Rakyat di Puncak Jaya
Posted by zonnadamai ⋅ 2 May 2012 ⋅ Leave a Comment

Jayapura – Zona Damai : DPR Papua menyetujui anggaran pembangunan perumahan rakyat di daerah Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua senilai Rp 6 miliar. Daerah Tinggi Nambut merupakan salah satu wilayah basis kekuatan Organisasi Papua Merdeka, OPM. Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda mengatakan dana pembangunan tersebut merupakan dana hibah dari Provinsi Papua. “Biayanya … Continue reading »

 Kepala UP4B: Pesawat Militer Akan Dioperasikan di Papua
Posted by zonnadamai ⋅ 20 April 2012 ⋅ Leave a Comment

Jakarta-Zona Damai : Kepala Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono menegaskan, pemerintah akan menyiapkan pesawat militer milik TNI dan Polri untuk dioperasikan di tanah Papua. Hal itu disampaikan Bambang ketika memberikan keterangan kepada pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (19/4) kemarin, terkait insiden penembakan di Kabupaten Puncak … Continue reading »

 OPM Eksis Karena Kebijakan ‘Setengah Kopling’
Posted by zonnadamai ⋅ 13 April 2012 ⋅ Leave a Comment

Zona Damai : Tewasnya seorang jurnalis lokal Leiron Kogoya, wartawan Papua Pos Nabire (grup Pasific Post) dalam insiden penembakan pesawat Trigana PK-YRF di Bandara Mulia, Ibukota Puncak Jaya, Papua Hari Minggu (8/4/2012), masih menyisakan duka yang dalam bagi para pekerja media di Tanah Air. Sejumlah pernyataan keprihatian atas insiden itu sudah dilontar berbagai pihak, antara … Continue reading »

 Jadi Sorotan Dunia, Pengusutan Penembakan Trigana di Papua Harus Serius
Posted by zonnadamai ⋅ 10 April 2012 ⋅ Leave a Comment

Jakarta-Zona Damai : Kasus penembakan pesawat Trigana Air di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua menjadi sorotan di mata dunia. Pengusutan penembakan yang menewaskan Leiron Kogoya Muliambut, seorang wartawan, itu terkesan tidak serius. “Bapak Presiden jangan hanya supaya itu (pelaku) ditangkap. Bukan seperti itu. Tapi harus lebih serius lagi penanganannya. Kesannya tidak serius,” kata Wakil Komisi … Continue reading »

 Lagi, Anggota TNI tertembak di Papua
Posted by zonnadamai ⋅ 8 March 2012 ⋅ Leave a Comment

NABIRE—Zona Damai : Penembakan kembali terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Kali ini, seorang anggota TNI dari Satuan Tugas Yonif 753, Pratu La Ode Alwi, terkena tembakan di bagian kepala. Penembakan terjadi pada Kamis (8/3/2012) sekitar pukul 09.45 WIT, di depan kios Cipta Jaya, Kota Mulia. Menurut Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Ali … Continue reading »

Kekerasan Berlanjut di Papua, SBY Didesak Buka Ruang Dialog


Saturday, 27-10-2012 23:00:47 Oleh MAJALAH SELANGKAH Telah Dibaca 21 kali

Jakarta, MAJALAH SELANGKAH – Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) bersama beberapa Lembaga Element masyarakat dari Papua , National for Papua Solidarity (NAPAS), Bersatu untuk Kebenaran (BUK), dan YAPHAM mendesak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  untuk segera membuka ruang gerak demokrasi di Papua.

KontraS menyesalkan hak  atas kemerdekaan, berkumpul dan mengeluarkan pendapat di Papua tidak  sepenuhnya dijamin oleh negara. KontraS mencatat, sejak  Januari hingga Oktober 2012 terdapat  81 tindakan kekerasan,  setidaknya 31 meninggal dan 107 orang mengalami luka-luka di Papua.


Ilustrasi kekerasan di Papua @Ist

Terakhir, tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan saat pembubaran demonstrasi tanggal 23 Oktober 2012 di Monokoari, dengan penembakan kepada empat orang peserta massa aksi Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, demokrasi di Tanah Papua telah dipancung dan menjadi tantangan berat bagi warga sipil untuk mengkritisi kebijakan Negara (TNI & Polri) yang berlangsung hingga saat ini.

Tidak diterbitkannya “Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP)” seringkali menjadi alasan bagi pihak kepolisian untuk membubarkan massa yang melakukan demo. Tindakan ini selanjutnya menjadi pintu masuk untuk melakukan penangkapan, penyiksaan dan penembakan kepada sejumlah warga sipil di Papua. Terakhir,  tindakan kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian pada pembubaran massa aksi, 23 Oktober 2012 di Manokwari, termasuk tindakan kekerasan terhadap jurnalis, Oktovinus Pogau.

Direktur Program The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial), Al Araf di Jakarta, Senin, (22/10),  mengatakan, selama Pemerintahan Presiden SBY-Boediono, kondisi penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia belum menggembirikan baik dalam sektor regulasi ataupun dalam penegakannya.

Kata dia, misalnya, dapat dilihat dari belum dilakukannya ratifikasi ICC, serta jaminan perlindungan pembela HAM melalui UU belum diwujudkan.  Dinilai, belakangan ini, trend kekerasan aparat terjadi dalam kasus konflik agraria, pelanggaran kebebasan beragama, dan kekerasan terhadap jurnalis. ”Di Papua, tercatat hingga kini masih terus menjadi daerah konflik yang penuh kekerasan oleh aparat terhadap masyarakat,” kata dia.

Desakan pembukaan ruang demokrasi di Papua tidak hanya datang dari dalam negeri. Tanggal 14 Juni 2012 lalu, Human Rights Watch dari New York mendesak  pemerintah Indonesia mengizinkan akses media dan kelompok masyarakat sipil internasional ke Papua guna melaporkan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Human Rights Watch juga mendesak Indonesia menerima seruan dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuka akses dan mengundang pelapor HAM PBB ke provinsi Papua.

“Dengan tetap membiarkan Papua tertutup, pemerintah Indonesia memelihara kebiasaan kebal-hukum di antara aparat keamanan dan kemarahan warga Papua. Perlu mengizinkan media dan masyarakat sipil membuka informasi atas kondisi daerah ini,”kata Elaine Pearson, wakil direktur Asia pada Human Rights Watch seperti dikutip http://www.hrw.org/news.

Human Rights Watch mengatakan kecewa dengan tanggapan pemerintah Indonesia atas  kekerasan yang meningkat di Papua. “Yudhoyono berkata kepada media pada 12 Juni, “Aksi [serangan di Papua]  kecil dan korbannya sedikit.  Mereka terlalu [kecil] jika dibandingkan dengan kekerasan di Timur Tengah, [di mana] kita dapat menyaksikan, setiap hari, serangan dan kekerasan dengan korban jiwa begitu banyak.”

“Presiden Yudhoyono harus berhenti bikin alasan atas kegagalan pemerintahannya menyelidiki kekerasan,” kata Pearson. “Mengizinkan akses penuh dan terbuka ke provinsi ini bagi pelapor HAM PBB, pers, dan pengawas lain dapat mengatasi rumor dan misinformasi yang sering meletupkan pelanggaran.”

Pemerintah Indonesia dengan ketat membatasi akses ke provinsi paling timur ini, Papua dan Papua Barat. Indonesia mengirim pasukan ke Papua sejak 1963 guna melawan gerakan kemerdekaan yang terus membara. Orang asing diharuskan memegang surat izin khusus untuk datang ke Papua. Surat izin macam ini secara rutin kerap ditolak atau diproses dengan lambat di Jakarta, menghambat upaya wartawan internasional dan organisasi masyarakat sipil melaporkan kejadian-kejadian terkini.

Human Rights Watch menyebutkan beberapa negara mendesak Indonesia untuk memberikan ruang demokrasi bagi Papua.  Negara Perancis minta Indonesia memberi akses bebas kepada masyarakat sipil dan jurnalis ke Papua dan Papua Barat. Pemerintah Britania Raya,  Negara Austria, Chile, Maldives, dan Korea Selatan mendesak Indonesia agar menerima permintaan pelapor HAM PBB dan badan-badan prosedur khusus PBB. Meksiko secara khusus minta pemerintah Indonesia mengundanng pelapor khusus PBB ke Papua.

Untuk itu, KontraS menginstuksikan kepada pihak-pihak terkait khususnya Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk menghentikan tindakan penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan penembakan terhadap warga sipil dan aktivis di Papua.

Stop Operasi Densus 88, Gelar Dialog Damai

KontraS  menilai Papua akan dijadikan wilayah operasi Detasemen  Khusus (Densus) 88 sehingga kekerasan di provinsi tersebut akan terus  berlangsung. Kalangan masyarakat sipil mendesak untuk dilakukannya  penarikan TNI dan Polri.

Dia mengatakan salah satu sebab mengapa terjadinya kekerasan di  provinsi tersebut adalah ingin dijadikannya Papua Barat sebagai  operasi Densus 88. Sedangkan sebab lainnya, kata Kontras,  adanya pelabelan separatis pada sejumlah warga di Papua serta isu  keamanan di Asia Pasifik, khususnya Papua Barat telah menjadi alasan Indonesia memperkuat kerja sama keamanan bersama negara-negara imperialis.

Menyimak kondisi ini, berbagai pihak mendesak SBY untuk menggelar dialog damai sebagai jalan perdamaian di Papua. Desakan dialog tidak hanya dari orang Papua.  Seperti dikutip www.kontras.org , 24 Oktober 2012, KontraS  meminta SBY segera merealisasikan dialog damai antara  Rakyat Papua dan pemerintah Indonesia tanpa syarat yang dimediasi pihak ketiga.

Kontras menilai, perwujutan perdamaian di Papua harusnya dilakukan dengan forum dialog bukan dengan pengerahan TNI di kota-kota dan desa-desa di Papua.

Direktur Program The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial), Al Araf  juga menilai, dialog yang sempat diutarakan oleh SBY, hingga kini belum juga direalisasikan.

Seperti dilangsir http://www.jdp-dialog.org ,  Rabu, 24 Oktober 2012,  Pendeta Jodi dari Ikatan Keluarga Toraja (IKT) yang hadir pada Forum Kajian Indikator Papua Tanah Damai di Manokwari mengatakan,  dialog yang memiliki arti dan makna sesungguhnya,perlu untuk dilakukan.

Patriks seorang jurnalis yang juga berasal dari IKT menambahkan,” Dialog itu adalah sesuatu yang manusiawi, pandangan orang Toraja menyebutnya  ‘komboingan kalua’ itu mekanisme untuk menyelesaikan konflik yang paling humanis. Ini adalah gagasan yang selaras dengan budaya kami orang Toraja,” katanya.

Dr. Muridan Satrio Widjojo, salah satu Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) saat berbicara di acara Forum Kajian Indikator Papua Tanah Damai yang diselenggarakan Aliansi Demokrasi untuk Papua di Manokwari, Papua Barat, Oktober 2012 mengatakan, jika sudah ada niat yang kuat dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah di Papua, harus ditindaklanjuti dengan kebijakan yang mengarah jelas dan efektif.

Yan Christian Warinussy dari  Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari/Ketua Korwil DPP PERADIN Papua Barat/salah satu Pembela HAM di Tanah Papua mengatakan, SBY harus buka diri melihat harapan sebagin besar rakyat Papua untuk berdialog damai.

“Sangat bijaksana dan pasti memperoleh salut dari mayoritas rakyat Papua, jika Presiden SBY mau membuka diri dan ruang bagi dimulainya pembicaraan penting dalam konteks mempersiapkan penyelenggaraan dialog itu sendiri bersama rakyat Papua dengan difasilitasi atau dengan meminta pandangan dan pendapat serta saran dari Pater DR.Neles Tebay dan Jaringan Damai Papua [JDP],” kata Yan seperti dikutip JDP 10 Otober 2012.

Ia menilai, pendekatan yang semestinya digunakan oleh Presiden SBY dalam rangka penyelesaian masalah dan konflik di Tanah Papua sudah tidak tepat lagi degan pendekatan kesejahteraan, tetapi pendekatan sosio-antropoligis dan pendekatan politik dengan menggunakan dialog sebagai media utama. (Yermias Degei/MS)
Berita Terkait :
PGBP Desak Pemerintah Hentikan Kekerasan di Papua dan Gelar Dialog Damai
Protes Penyisiran Asrama RUSUNAWA, Mahasiswa Palang Kampus Uncen
Janji Kapolda Baru dan Kekhawatiran Kekerasan di Papua
Dr. Neles Tebay, Pr: Dialog Budaya Papua, Segala Hal Harus Bicara Dulu
KNPB Minta Polda Papua Jelaskan Penangkapan Danny dan Ungkap Pelaku Kekerasan
Public Speaking Keterampilan Penting

KONTRAS: PAPUA AKAN JADI WILAYAH OPERASI DENSUS 88






JAKARTA--  Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai Papua akan dijadikan wilayah operasi Detasemen Khusus (Densus) 88 sehingga kekerasan di provinsi tersebut akan terus berlangsung. Kalangan masyarakat sipil mendesak untuk dilakukannya penarikan TNI dan Polri.

 Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan pihaknya menyesalkan hak atas kemerdekaan, berkumpul dan mengeluarkan pendapat di Papua tidak sepenuhnya dijamin oleh negara. Organisasi tersebut mencatat sejak Januari hingga Oktober 2012 terdapat 81 tindakan kekerasan, setidaknya 31 meninggal dan 107 orang mengalami luka-luka di Papua.

 "Demokrasi di tanah Papua telah dipancung dan menjadi tantangan berat bagi warga sipil untuk menkritisi kebijakan Negara yakni TNI dan Polri yang berlangsung hingga saat ini," ujar Haris dalam pernyataan bersama dengan National Papua Solidarity, Bersatu untuk Kebenaran dan Yapham, yang dikutip pada Jumat (26/10/2012).

 Dia mengatakan salah satu sebab mengapa terjadinya kekerasan di provinsi tersebut adalah ingin dijadikannya Papua Barat sebagai operasi Densus 88. Sedangkan sebab lainnya, kata Kontras, adalah adanya pelabelan separatis pada sejumlah warga di Papua serta isu keamanan di Asia Pasifik, khususnya Papua Barat telah menjadi alasan Indonesia memperkuat kerja sama keamanan bersama negara-negara imperialis.

 Haris mengungkapkan kondisi tersebut telah menjadikan Papua sebagai lahan subur bagi konflik, demi kepentingan negara, ekonomi dan kekuasaan. Kontras menilai tidak heran kenyataan itu mendorong rakyat pribumi di Papua bangkit memperjuangkan keadilan dan kebenaran yang tak kunjung tiba. "Kami mendesak kepada Presiden untuk segera membuka ruang gerak demokrasi di Papua dan merealisasikan dialog damai antara rakyat Papua dan pemerintah Indonesia tanpa syarat yang dimediasi pihak ketiga," demikian Haris. (Bsi)


Berkas:Lambang Kabupaten Puncak Jaya.jpg


Tanggal/Waktu Miniatur Dimensi Pengguna Komentar
terkini 19 September 2006 18.22 100 × 126 (14 KB) IvanLanin (Bicara | kontrib) Sumber: [http://www.depdagri.go.id/konten.php?nama=Daerah&op=kabupaten]

You cannot overwrite this file.
Sunting berkas ini dengan aplikasi luar (Lihat instruksi pengaturan untuk informasi lebih lanjut)
Pranala berkas

8 halaman berikut memiliki pranala ke berkas ini:
Fawi, Puncak Jaya
Ilu, Puncak Jaya
Kabupaten Puncak Jaya
Kotamulia, Puncak Jaya
Mewoluk, Puncak Jaya
Wikipedia:ProyekWiki pembagian administratif Indonesia/Maluku dan Papua
Templat:Kabupaten Puncak Jaya
Kategori:Distrik di Kabupaten Puncak Jaya

BADAN PUTAS STATISTIK KABUPATEN PUNCAK JAYA
WILAYA YAMO/MULIA

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Puncak Jaya Hingga Kini
Ditulis pada tanggal 08-08-2012, 10:12:42
OLEH N.ROBY TELENGGEN


KABUPATEN Puncak Jaya adalah satu wilayah pemerintahan yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Pemerintah Kabupaten Dati II Paniai yang sekarang ini dikenal dengan nama Kabupaten Nabire.
 Menurut pelaku sejarah, aspirasi pembentukan Kabupaten Puncak Jaya pada saat itu muncul karena sebagian besar wilayah Kabupaten Dati II Paniai yang terletak di Kawasan Pegunungan Tengah, tidak terjangkau oleh pelayanan pemerintahan karena rentang kendali yang terlalu jauh, serta sarana dan prasarana pelayanan terutama dibidang transportasi, sangat terbatas.
 Kondisi tersebut mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat sangat jauh dari yang diharapkan. Masyarakat yang bermukim di pesisir makin maju, sementara masyarakat di pegunungan terus ketinggalan. Pembangunan dan pembinaan tidak menyentuh mereka.
 Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, namun hasilnya tak dapat mengangkat taraf hidup masyarakat. Masyarakat pesisir makin maju, sementara masyarakat pegunungan tetap terisolir dengan kondisi kehidupan yang memprihatinkan. Dalam kondisi seperti itu, muncul aspirasi dari bawah yang menuntut pelayanan yang sama dengan masyarakat lainnya dipesisir.
 Atas aspirasi mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengambil langkah dalam rangka memperpendek rentang kendali dengan membentuk organisasi birokrasi yang lebih mudah menjangkau wilayah-wilayah yang terisolir.
 Melalui perjuangan berat didukung dengan data-data yang lengkap dan akurat, maka dalam waktu singkat, Pemerintah Pusat mengambil suatu keputusan yang sangat strategis yaitu memekarkan Wilayah Kabupaten Dati II Paniai, dengan membentuk Kabupaten Administratif Puncak Jaya dengan ibukotanya di Mulia dan Kabupaten Administratif Paniai dengan ibukotanya Enarotali berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1996 tanggal 13 Agustus 1996.
 Keputusan Pemerintah Pusat itu sekaligus menandai bangkitnya kabupaten Puncak Jaya sebagai salah satu kabupaten di pedalaman Provinsi Papua. Lapangan Mandala Jayapura yang dihadiri ribuan tamu undangan, menjadi saksi sejarah atas kehadiran Mendagri M. Yogi. SM pada 08 Oktober 1996 untuk meresmikan dan melantik Drs. Ruben Ambrauw sebagai Bupati pertama Kabupaten Puncak Jaya.
 Peristiwa itu membawa angin segar bagi seluruh masyarakat Puncak Jaya dan sejak itulah, tanggal 8 Oktober diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Puncak Jaya. Keinginan dan kerinduan masyarakat sudah terjawab, namun harapan atas peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan melalui pelayanan pemerintah terus dinanti.
 Beberapa bulan kemudian dibentuklah Sekretariat Wilayah Kabupaten yang membawahi 7 bagian. Para Kepala Bagian diangkat dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Irian Jaya Nomor : SK. 821.2-05 tanggal 07 Januari 1997 dan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Irian Jaya Nomor : SK. 821.2-117 tanggal 25 Maret 1997.
 Dengan terbatasnya prasarana perkantoran dan perumahan serta sarana transportasi dan komunikasi pada saat itu, maka pejabat yang telah dilantik sementara bertugas pada kantor perwakilan di Nabire.
 Di tahun kedua semua kegiatan administrasi pemerintahan dan pembangunan telah berlangsung sepenuhnya di Mulia. Pada saat itu pula, dibentuk 5 Sub Dinas, yaitu Sub Dinas PU, Sub Dinas Kesehatan, Sub Dinas Petanian, Sub Dinas Pendapatan Daerah dan Sub Dinas P dan K.
 Proyek-proyek vital mulai dilaksanakan, salah satu diantaranya yang sangat monumental adalah pembangunan ruas jalan Mulia--Ilu, tembus ke Jayawijaya yang saat ini melewati Kabupaten Tolikara. Di bidang Pemerintahan dilakukan pemekaran desa dari 102 desa menjadi 147 desa/kampung.
 Kurang lebih 3 setengah tahun kemudian, Bupati Drs. Ruben Ambrauw ditarik ke Provinsi Papua dan diganti Drs. Philipus Andreas Coem. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 131.18-1153. pelantikan dan serah terima berlangsung tanggal 28 April 2000 di Mulia yang dipimpin oleh Pejabat Gubernur Provinsi Irian Jaya, Musiran Darmosuwito.
 Hal yang menarik disimak, bahwa sebelum penunjukan Drs. P.A. Coem menggantikan Drs. R. Ambrauw, Pemerintah sesungguhnya telah secara resmi menunjuk saudara Drs. Henok Ibo yang saat itu menjabat Kepala Bagian Pemerintahan sebagai Pejabat Bupati Puncak Jaya berdasarkan Surat Keputusan 131.18-1152 tertanggal 08 Oktober 1999.
 Namun pelantikan Drs. Henok Ibo tidak dilaksanakan bahkan dibatalkan. Dalam hal ini Drs. Henok Ibo dapat menerima keputusan pembatalan tersebut dengan lapang dada dan jiwa besar. Dan ia kemudian diangkat sebagai Sekretaris Kabupaten Puncak Jaya menggantikan Drs. Marthen Talebong.
 Di bawah kepemimpinan Drs. Philipus Andreas Coem, tercatat satu mata rantai sejarah yang sangat penting, yaitu dibentuknya DPRD pertama Kabupaten Puncak Jaya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Irian Jaya Nomor : 104 Tahun 2000 untuk periode 2000-2004, yang diresmikan tanggal 15 November 2000 bersama dengan peresmian gedung kantor Bupati Puncak Jaya Pagaleme Mulia oleh Pejabat Gubernur Provinsi Irian Jaya Musiran Darmosuwito. DPRD tersebut beranggotakan 20 orang yang ditentukan berdasarkan hasil pemilu 1999.
 Tanggal 5 Juli 2001 DPRD Kabupaten Puncak Jaya untuk pertama kali melakukan pemilihan Bupati/Wakil Bupati Puncak Jaya bertempat di Aula gedung GIDI Mulia, dimana saat itu terpilih pasangan Drs. Elieser Renmaur dan Lukas Enembe, S.IP, DIP, CL sebagai Bupati/Wakil Bupati Puncak Jaya periode 2001-2006.
 Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 131.81-286 tahun 2001 tentang Pengesahan Wakil Bupati Puncak Jaya, maka pada tanggal 10 Agustus 2001 Gubernur Provinsi papua Drs. J.P.Solossa, M.Si melantik dan mengambil sumpah/janji Bupati/Wakil Bupati Puncak Jaya bertempat di halaman Kantor Bupati Puncak Jaya, tempat kita berada pada saat ini.
 Dengan janji luhur yang telah diikarkan, pasangan Bupati/Wakil Bupati Puncak Jaya didukung dengan Sekretaris Daerah Drs. Henok Ibo sebagai motor penggeraknya, mengawali tugasnya dengan menyusun konsep pembangunan yang lebih terarah, terencana dan terpadu yang dikemas dalam "Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Puncak Jaya 2001-2005", dengan visi : "Terbukanya isolasi alam untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Puncak Jaya yang lebih berkualitas dalam pendidikan, kesehatan, dan perekonomian".
 Pada tahun 2002 di bawah kepemimpinan pasangan Bupati Drs. Elieser Renmaur dan Wakil Bupati Lukas Enembe, S.IP, DIP, CL, ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Puncak Jaya melalui Perda Nomor : 04 Tahun 2002, dimana dalamnya bertuliskan moto dalam bahasa Dani/Lani : YABU EERUWOK yang artinya : Mari bekerja bersama-sama dengan semangat gotong royong dan penuh cinta kasih tanpa adanya perbedaan suku, agama dan ras untuk membangun Kabupaten Puncak Jaya.
 Mengacu kepada rencana pembangunan yang konsepsional itu, pembangunan terus digalakkan. Tahun demi tahun dilalui, ujian dan cobaan datang silih berganti, tetapi tidak mengurangi niat, tekad dan semangat untuk memacu pembangunan Kabupaten Puncak Jaya.
 Pembangunan jalan tembus Mulia-Ilu-Wamena terus dipacu sehingga pada akhir tahun 2003 dan awal tahun 2004, jalan tersebut telah dapat dilalui kendaraan roda empat berupa hartop dan sejenisnya. Namun sangat disayangkan, adanya gangguan keamanan beberapa saat yang lalu, telah berakibat bagi rusaknya jalan dan jembatan sehinggatidak dapat berfungsi lagi.
 Pada tahun yang sama dibangun pula satu proyek vital yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Mulia dengan dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan telah diresmikan oleh Gubernur Provinsi Papua Drs. J.P.Solossa, M.Si pada tanggal 24 Maret 2004.
 Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka dalam tahun 2003 dilakukan pemekaran distrik dari 6 distrik menjadi 15 distrik.
 Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005 dimekarkan lagi sehingga sampai saat ini secara administrative pemerintah Kabupaten Puncak Jaya terbagi dalam 16 distrik.
 Sementara itu dalam rangka pembinaan hukum keamanan dan ketertiban, Bupati Puncak Jaya telah ikut mendorong terbentuknya Polres (Persiapan) Puncak Jaya, yang ditandai dengan pelantikan Kapolres yang pertama Komisaris Polisi Hans Somnaikubun pada tanggal 27 November 2004.
 Disamping proyek vital dan monumental itu, juga tidak ketinggalan proyek-proyek lainnya, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang semuanya itu bermuara bagi kesejahteraan masyarakat.
 Dalam tahun 2004 lalu, juga telah dilaksanakan salah satu tugas nasional yang sangat penting dan strategis yaitu pesta demokrasi untuk memilih anggota legislative dan Presiden Republik Indonesia. Dan tahun 2005, mulai pula dilaksanakan pembangunan jalan di Ilaga dan pembangunan lapangan terbang Sinak untuk jenis pesawat berbadan lebar.
 Satu siklus yang penting dalam sejarah pemerintahan Kabupaten Puncak Jaya yang perlu diketahui bersama yakni posisi Wakil Bupati Lukas Enembe, dimana pada pertengahan tahun 2005 lalu, Lukas Enembe mengundurkan diri dari jabatannya, sebagai konsekuensi moral dan hukum atas pencalonan dan keikutsertaan dalam Pilkada Gubernur Provinsi Papua Tahun 2006.
 Suatu sejarah baru karena masuknya Lukas Enembe sebagai Calon Gubernur Provinsi Papua pada saat itu merupakan tonggak sejarah bangkitnya putera koteka pada pertarungan politik tingkat provinsi.
 Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 6 Tahun 2005, mengamanatkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan melalui pemilihan langsung oleh rakyat.
 Mengacu kepada UU dan PP tersebut, maka pada tanggal 10 Agustus 2006 lalu, seharusnya sudah terpilih Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya yang baru, namun Pilkada itu mengalami keterlambatan keterlambatan sehingga untuk mengindari kekosongan Pimpinan Daerah, maka berdasarkan RDG Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 131.91/1721/Sj tanggal 09 Agustus 2006 yang ditujukan kepada Gubernur Provinsi Papua, yang isinya menunjuk Sekretaris Daerah untuk melaksanakan tugas sehari-hari Bupati Kabupaten Puncak Jaya.
 Maka pada tanggal 11 September 2006 dilakukan serah terima tugas kepada Sekretaris Daerah, sehingga pada saat itu tugas sehari-hari Bupati Puncak Jaya dijalankan oleh Bapak Drs. Henok Ibo sebagai Pelaksana Tugas Bupati Puncak Jaya.
 Mengingat pada saat itu, Lukas Enembe, S.IP dan Drs. Henok Ibo berpasangan maju sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya, maka dalam rangka mengisi kekosongan Pimpinan Derah berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.91/556/Tahun 2006 tanggal 30 Oktober 2006, menunjuk Drs. Frans R. Kristantus, MM dan dilantik pada tanggal 04 Desember 2006 sebagai Pejabat Bupati Puncak Jaya untuk menfasilitasi pelaksanaan Pilkada Kabupaten Puncak Jaya dengan sistem pemilihan langsung dari rakyat.
 Sesuai dengan jadwal KPUD Kabupaten Puncak Jaya, proses Pilkada berjalan lancar, aman, dan tertib yang diikuti tiga pasangan, yaitu pasangan Lukas Enembe, S.IP/Drs. Henok Ibo dengan Nomor Urut 1; pasangan Elvis Tabuni/Paul Tabuni dengan Nomor Urut 2; dan pasangan Drs. Elieser Renmaur/Drs. Daniel B.K.Wakerkwa dengan Nomor Urut 3.
 Pemungutan suara dilaksanakan secara serempak di seluruh wilayah Kabupaten Puncak Jaya pada tanggal 21 Maret 2007, yang hasilnya diumumkan pada Rapat Pleno KPUD tanggal 04 April 2007, dimana pasangan Lukas Enembe, S.IP dan Drs. Henok Ibo menang mutlak dengan perolehan suara sebanyak 54.929 suara dari 93.046 suara sah.
 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.91-252 Tahun 2007 tanggal 28 Mei 2007 tentang pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Puncak Jaya, Provinsi Papua dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 132.91-253 tahun 2007 tanggal 28 Mei 2007 tentang Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Puncak Jaya Provinsi Papua, maka pada Kamis tanggal 28 Juni 2007, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mengambil sumpah/janji dan melantik Lukas Enembe, S.IP dan Drs. Henok Ibo sebagai Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya periode 2007-2012 bertempat di Aula Sasana Kaonak Kantor Bupati Puncak Jaya, dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari Pejabat Bupati Puncak Jaya Drs. Frans R. Kristantus, MM kepada Bupati Puncak Jaya Lukas Enembe, S.IP.
 Pada hari itu juga dilakukan serah terima Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Puncak Jaya dari Ny. Ernie Kristantus kepada Ny. Yulce W. Enembe. Dengan pelantikan itu, kini pemerintah Kabupaten Puncak Jaya 5 tahun kedepan berada dibawah pimpinan Bapak Lukas Enembe, S.IP dan Bapak Drs. Henok Ibo, dengan visi : "Tahun 2012 masyarakat Puncak Jaya semakin mandiri, maju dan sejahtera yang didukung nilai agama dan budaya dengan tata pemerintahan yang baik".
 Mencermati perjalanan sejarah pemerintahan Kabupaten Puncak Jaya hingga hari ini, sesungguhnya ada keunikan didalamnya, karena dalam tenggang waktu kurang dari 11 tahun telah terjadi pergantian Pimpinan Daerah sebanyak 6 kali.
 Hal ini barang kali tidak pernah terjadi di daerah lain dan itulah dinamika kehidupan demokrasi didaerah ini yang harus diterima dan dipahami semua pihak dalam membangun Kabupaten Puncak Jaya sekarang dan dimasa yang akan datang.
Inilah kabupateng puncak jaya yang tercinta