puncak jaya

puncak jaya
kotabaru

Sabtu, 27 Oktober 2012

lucky dube


Lucky Philip Dube 3 Agustus 1964 - 18 Oktober 2007 adalah seorang musisi reggae Afrika Selatan. Dia mencatat 22 album di Zulu, Inggris dan Afrikaans dalam periode 25-tahun dan merupakan terbesar penjualan Afrika Selatan artis reggae. Dube dibunuh di pinggiran Johannesburg Rosettenville pada malam 18 Oktober 2007.

kehidupan awal

 Lucky Dube dilahirkan di Ermelo, sebelumnya dari Transvaal Timur, sekarang dari Mpumalanga, pada tanggal 3 Agustus 1964. Orang tuanya berpisah sebelum kelahirannya dan ia dibesarkan oleh ibunya, Sarah, yang bernama dia beruntung karena dia dianggap kelahiran beruntung setelah sejumlah gagal kehamilan. Seiring dengan saudara dua, Thandi dan Patrick, Dube menghabiskan sebagian besar masa kecilnya bersama neneknya, sementara ibunya pindah untuk bekerja. Itu dari sana yang dia diperkenalkan kepada agama Mormon. Dalam sebuah wawancara tahun 1999 ia dijelaskan neneknya sebagai "cinta yang terbesar" yang "dikalikan banyak hal untuk memunculkan individu ini bertanggung jawab bahwa saya hari ini.


Awal karir musiknya

 Sebagai Dube anak bekerja sebagai tukang kebun tetapi, karena dia matang, menyadari bahwa ia tidak mendapatkan cukup untuk memberi makan keluarganya, ia mulai bersekolah. Ia bergabung paduan suara, dan dengan beberapa teman, pertama membentuk musik ansambel, berjudul The Band jalanan. Sementara di sekolah ia menemukan gerakan Rastafari. Pada usia 18 Dube bergabung dengan band sepupunya, Brothers Cinta, bermain musik pop Zulu dikenal sebagai mbaqanga sementara pendanaan gaya hidupnya dengan bekerja untuk Hole dan Cooke sebagai penjaga keamanan di lelang mobil di Midrand. Band menandatangani dengan Perusahaan Rekaman Teal, di bawah Richard Siluma (Teal kemudian dimasukkan ke dalam Perusahaan Rekam Gallo). Meskipun Dube masih di sekolah, band ini merekam materi di Johannesburg selama liburan sekolahnya. Album yang dihasilkan telah dirilis di bawah Dube nama Lucky dan Supersoul. Album kedua dirilis segera setelah itu, dan ini waktu Dube menulis beberapa lirik selain menyanyi. Saat itu sekitar waktu yang sama ketika dia mulai belajar bahasa Inggris

Beranjak ke reggae

 Pada peluncuran album kelima mbaqanga nya, Dave Segal (yang menjadi sound engineer Dube ini) mendorong dia untuk drop "Supersoul" elemen dari nama tersebut. Semua album berikutnya dicatat sebagai Lucky Dube. Pada saat ini Dube mulai dicatat fans menanggapi positif terhadap beberapa lagu reggae ia dimainkan selama konser. Menggambar inspirasi dari Jimmy Cliff dan Peter Tosh, ia merasakan sosial-politik yang terkait dengan pesan reggae Jamaika relevan dengan khalayak Afrika Selatan dalam masyarakat secara institusional rasis.
 Dia memutuskan untuk mencoba genre musik baru dan pada tahun 1984, merilis mini album Rastas Never Die. Rekor dijual buruk - sekitar 4000 unit - dibandingkan dengan 30.000 unit catatan mbaqanga itu akan menjual. Ingin menekan anti-apartheid aktivisme, rezim apartheid dilarang album pada tahun 1985. Namun, dia tidak patah semangat dan terus melakukan trek reggae hidup dan menulis dan memproduksi album reggae kedua. Pikirkan Tentang The Children (1985). Ini mencapai platinum penjualan dan Dube didirikan sebagai artis reggae populer di Afrika Selatan, selain menarik perhatian di luar tanah airnya.

Komersial dan kritis keberhasilan

 Dube terus rilis album komersial sukses. Pada tahun 1989 ia memenangkan empat Penghargaan OKTV untuk Tawanan, memenangkan satu lagi untuk Ditangkap Hidup tahun berikutnya dan yang lain lagi dua untuk House Of Exile tahun after.His 1993 album, Korban terjual lebih dari satu juta kopi di seluruh dunia. Pada tahun 1995 ia mendapat kontrak rekaman di seluruh dunia dengan Motown. Album Trinity adalah rilis pertama pada Tabu Records setelah akuisisi Motown label.
 Pada tahun 1996 ia merilis album kompilasi, Bisnis Reggae serius, yang menyebabkan dia yang bernama "Best Jual Recording Artist Afrika" di World Music Awards dan "Artis Internasional Of The Year" di Music Awards Ghana. Tiga album masing-masing memenangkan Musik Afrika Selatan Awards.His album terbaru, Respect diliris di Eropa melalui kesepakatan dengan Warner Music. Dube melakukan tur internasional, berbagai tahap dengan artis seperti Sinéad O'Connor, Peter Gabriel dan Sting. Dia muncul di Sunsplash Reggae 1991 (tahun yang unik, diundang kembali di panggung untuk bis lama 25 menit) dan 2005 Live 8 acara di Johannesburg.
 Selain melakukan musik Dube adalah seorang aktor kadang, muncul di film fitur Voice In The Dark, Mendapatkan Lucky Strike dan Lucky Kembali.

Kematian

 Pada tanggal 18 Oktober 2007, Lucky Dube tewas di pinggiran Johannesburg Rosettenville lama setelah menjatuhkan dua dari tujuh anaknya turun di rumah paman mereka. Dube sedang mengendarai Chrysler 300C yang para penyerang itu tampaknya setelah. Laporan polisi menyarankan dia ditembak mati oleh pembajak mobil. Lima orang telah ditangkap sehubungan dengan pria murder.Three diadili dan dinyatakan bersalah pada 31 Maret 2009; dua orang berusaha untuk melarikan diri dan tertangkap. Para pria dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Warisan

 Pada tanggal 21 Oktober 2008, Rykodisc merilis sebuah album kompilasi retrospektif berjudul, yang menampilkan banyak lagu-lagu Dube yang paling berpengaruh serta trek belum pernah dirilis sebelumnya di Amerika Serikat. Album ini merayakan musik Dube dan menghormati kontribusi dia dibuat untuk Afrika Selatan.

MANAJEMEN KEUANGAN


A. Pendahuluan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsifungsi
keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana
memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva
dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari
dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari
pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
B. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung
jawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain
meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer
keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan manajer keuangan
menyangkut empat aspek yaitu :
1. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya
yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai
keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan
dengannya.
3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di
perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan
pasar keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan
surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
C. Tujuan Perusahaan
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut
masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana
sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham
perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam
bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat
untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah,
maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk
maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau
memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham
tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai
saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

Ilmuwan Kembangkan Teknik Lukisan Sinar Laser 3D


WINA - Ilmuwan baru-baru ini melaporkan pengembangan teknik lukisan sinar laser 3D. Ini merupakan metode baru, yang dikembangkan oleh peneliti dari Vienna University of Technology dengan menggunakan sinar laser untuk memperbaiki molekul di posisi yang tepat dalam material tiga dimensi.

Dilansir Labnews, Rabu (17/10/2012), teknologi ini akan memiliki kegunaan untuk diterapkan pada aplikasi jaringan biologis hingga menciptakan microsensors. Beberapa teknik yang telah ada, digunakan untuk menciptakan objek tiga dimensi dalam skala mikrometer. Namun, kini ilmuwan telah mampu mengembangkan teknologi yang dapat melekatkan molekul di tempat yang tepat.

Metode baru ini dinamakan “3D-photographing”, dikembangkan dalam kolaborasi yang dilakukan Material Science Team (profesor Jurgen Stampfl) dan profesor Robert Liska dari grup riset Macromolecular Chemistry. Temuan ini diterbitkan dalam Advanced Functional Materials.

Penelitian ini dimulai dengan hydrogel, yakni material yang terbuat dari macromolecules. Dari material tersebut, terdapat pori-pori besar yang memungkinkan bagi molekul lain, bahkan sel untuk memasukinya. Molekul fluorescent (neon) dipilih sebagai pengenalan, sebelum sinar laser digunakan untuk membersihkan area tertentu.

"Sama seperti seorang seniman, menempatkan warna pada titik-titik tertentu dari kanvas. Kami dapat menempatkan molekul dalam hydrogel, namun ini ditempatkan dalam tiga dimensi dan dengan presisi tinggi," kata Aleksandr Ovsianikov, yang menulis hasil studi penelitian tersebut. (fmh)

Ilmuwan Temukan Cara Selamatkan Bayi Babi Kematian bayi telah merugikan industri peternakan babi di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun

Ilmuwan Temukan Cara Selamatkan Bayi Babi
Kematian bayi telah merugikan industri peternakan babi di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun






Untuk meningkatkan tingkat peluang hidup bayi-bayi babi yang baru lahir, sejumlah ilmuwan US Department of Agriculture (USDA) telah mengembangkan metode baru yang mampu memprediksi kematian dan kemampuan induk babi dalam membesarkan anaknya.

Menurut Jeffrey Vallet, ketua tim peneliti dari Agricultural Research Service (ARS) Roman L. Hruska U.S. Meat Animal Research Center (USMARC) di Clay Center, Nebraska, teknik yang disebut dengan "immunocrit" itu bisa menentukan apakah bayi babi mendapatkan kolostrum yang cukup dari induknya.

Kematian bayi babi telah merugikan industri peternakan di Amerika Serikat hingga sebesar Rp15,3 triliun per tahun, dan salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya asupan kolostrum oleh bayi babi.

Kolostrum diproduksi oleh induk babi setelah melahirkan. Zat ini mengandung immunoglobulins atau antibodi yang mampu membangun kekebalan tubuh bayi babi terhadap bakteri, virus, dan elemen lain. Untuk itu, bayi babi yang tidak mendapatkan kolostrum dalam jumlah cukup dari induknya dalam 24 jam pertama setelah lahir biasanya akan mati.

Vallet menyebutkan, immunocrit akan mengukur serum immunoglobulin dalam sampel darah bayi babi. Hasilnya akan mengindikasikan peluang kematian bayi babi tersebut. Hasil yang didapat juga akan menunjukkan rata-rata asupan kolostrum bayi-bayi babi dan merefleksikan kemampuan induk yang bersangkutan dalam memproduksi kolostrum.

Selain itu, para ilmuwan juga menemukan hubungan antara pengukuran immunocrit dengan bobot bayi serta tingkat kematian bayi babi. Babi yang lebih berat memiliki peluang hidup yang lebih besar meski tidak mendapat kolostrum dalam jumlah cukup selama masa kritis, dibandingkan dengan bayi babi yang memiliki bobot lebih rendah. Dan berhubung hasil tes bisa didapat dengan cepat, maka sangat memungkinkan untuk menyelamatkan bayi babi saat mereka masih hidup.

“Immunocrit mampu mengetahui anak bayi mana yang tidak makan atau belum mendapat kesempatan menyusui,” kata Vallet. “Ini membuka peluang bagi kita untuk menyelamatkan bayi babi yang terancam mati dengan melakukan intervensi,” ucapnya.

Teknik baru yang juga bisa berfungsi pada bayi sapi ini bisa digunakan oleh para peternak untuk melakukan praktek split suckling. Metode split suckling didesain untuk meningkatkan asupan kolostrum bagi bayi babi yang lahir belakangan dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyusu pada induknya. Menggunakan immunocrit, sampel darah bisa diambil 24 jam setelah prosedur split suckling dijalankan, untuk mengetahui apakah asupan kolostrum telah meningkat pada bayi-bayi tersebut.

Berkat-Berkat Kerajaan Dapat Menjadi Milik Saudara

RASUL Kristen, Paulus, fasih dalam beberapa bahasa yang ada pada zamannya. Ia telah mengenyam pendidikan yang setaraf dengan pendidikan universitas dewasa ini. Ia menikmati semua keuntungan dan hak sebagai warga negara Roma. (Kisah 21:37-40; 22:3, 28) Kedudukan seperti ini dapat memungkinkan dia menjadi kaya dan terkenal. Namun, ia mengatakan, ”Perkara-perkara yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, ini telah kuanggap kerugian karena Kristus . . . dan menganggap itu semua sebagai tumpukan sampah, supaya aku dapat memperoleh Kristus.” (Filipi 3:7, 8) Mengapa Paulus membuat pernyataan demikian? Pernah dikenal sebagai Saul dari Tarsus dan sebagai penindas orang-orang yang ”mengikuti Jalan Itu”, Paulus menjadi seorang percaya setelah diberi penglihatan tentang Yesus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan. (Kisah 9:1-19) Bagi Paulus, pengalaman di jalan menuju Damaskus ini membuktikan dengan pasti bahwa Yesus-lah Mesias, atau Kristus, yang dijanjikan, pemimpin masa depan dari Kerajaan yang dijanjikan. Hal ini juga menghasilkan perubahan yang dramatis dalam haluan kehidupan Paulus, sebagaimana ditunjukkan oleh pernyataan kuatnya yang dicatat di atas. Dengan kata lain, dengan hati yang tulus dan jujur, Paulus bertobat.—Galatia 1:13-16. Dalam Alkitab, kata kerja ”bertobat” sering diterjemahkan dari kata Yunani yang secara harfiah berarti ”mengetahui setelahnya”, lawannya dari ”mengetahui sebelumnya”. Jadi, pertobatan melibatkan perubahan pikiran, sikap, atau tujuan seseorang, suatu penolakan terhadap cara-cara lama seseorang karena hal itu terbukti tidak memuaskan. (Kisah 3:19; Penyingkapan 2:5) Dalam kasus Paulus, ia tidak membiarkan peristiwa bersejarah di jalan menuju Damaskus itu tetap hanya sebuah pengalaman emosional atau bahkan spiritual. Baginya, peristiwa ini menyadarkan dia akan fakta bahwa cara hidupnya yang lama, yang penuh dengan ketidakpedulian akan Kristus, adalah sia-sia. Ia juga sadar bahwa agar mendapat manfaat dari pengetahuan yang baru didapatnya tentang Kristus, ia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki haluan hidupnya.—Roma 2:4; Efesus 4:24. Perubahan yang Membawa Berkat Sebelumnya, pengetahuan Paulus tentang Allah sebagian besar berasal dari sekte Farisi, yang di dalamnya ia pernah menjadi anggota. Kepercayaan mereka mengandung banyak filsafat dan tradisi manusia. Karena prasangka religius, gairah dan upaya Paulus salah arah. Meskipun ia berpikir bahwa ia melayani Allah, sebenarnya ia sedang berperang melawan Dia.—Filipi 3:5, 6. Setelah menerima pengetahuan yang saksama tentang Kristus dan perannya dalam maksud-tujuan Allah, Paulus dapat melihat bahwa ia diperhadapkan kepada pilihan: Haruskah ia tetap sebagai orang Farisi dan terus menikmati kedudukan dan penghargaan, atau haruskah ia mengubah haluan hidupnya dan mulai melakukan apa pun yang perlu untuk memperoleh perkenan Allah? Syukurlah, Paulus membuat pilihan yang benar, karena ia mengatakan, ”Aku tidak malu akan kabar baik; sebenarnya, itu adalah kuasa Allah bagi keselamatan setiap orang yang mempunyai iman, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.” (Roma 1:16) Paulus menjadi seorang pemberita yang bergairah, yang memberitakan kabar baik tentang Kristus dan Kerajaannya. Bertahun-tahun kemudian, Paulus memberi tahu rekan-rekan Kristennya, ”Aku belum menganggap diriku telah menangkapnya; tetapi ada satu hal: Dengan melupakan perkara-perkara yang ada di belakangku dan merentangkan diri kepada perkara-perkara yang ada di muka, aku terus berlari mengejar tujuan, yaitu hadiah berupa panggilan ke atas dari Allah, melalui Kristus Yesus.” (Filipi 3:13, 14) Paulus mendapat manfaat dari kabar baik karena ia dengan rela meninggalkan hal-hal yang telah menjauhkannya dari Allah dan dengan sepenuh hati dia mengejar tujuan yang selaras dengan maksud-tujuan Allah. Apa yang Akan Saudara Lakukan? Mungkin Saudara baru saja mendengar tentang kabar baik Kerajaan. Apakah harapan untuk hidup selama-lamanya di sebuah firdaus yang sempurna menarik bagi Saudara? Seharusnya demikian, karena kita semua memiliki hasrat alami untuk hidup dan menikmati kehidupan dalam kedamaian dan keamanan. Alkitab mengatakan bahwa Allah telah menaruh ”waktu yang tidak tertentu” dalam hati kita. (Pengkhotbah 3:11) Jadi, wajarlah bagi kita untuk berharap tentang saat manakala orang-orang dapat hidup selama-lamanya dalam perdamaian dan kebahagiaan. Dan, harapan itulah yang ditawarkan kabar baik Kerajaan. Akan tetapi, untuk membuat harapan itu menjadi kenyataan, Saudara perlu menyelidiki dan menemukan tentang apa sebenarnya kabar baik ini. Rasul Paulus menasihatkan, ’Simpulkanlah kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna.’ (Roma 12:2) Jadi, seperti Paulus, setelah memperoleh pengetahuan dan pemahaman, Saudara harus membuat pilihan. Di pihak lain, Saudara mungkin telah memiliki kepercayaan tertentu tentang masa depan Saudara. Ingatlah bahwa Saul juga telah memiliki gagasan sendiri tentang kehendak Allah sebelum ia menjadi rasul Paulus. Namun, sebaliknya daripada mengharapkan penyingkapan mukjizat dari Allah, mengapa tidak melihat masalahnya secara objektif? Tanyalah diri Saudara, ’Apakah saya benar-benar tahu kehendak Allah terhadap umat manusia dan bumi ini? Bukti apa yang dapat saya berikan untuk mendukung kepercayaan saya? Dapatkah bukti saya bertahan di bawah ujian dari sudut pandang Firman Allah, Alkitab?’ Tidak ada ruginya memeriksa kepercayaan religius Saudara dengan cara ini. Bahkan, Saudara hendaknya ingin melakukannya karena Alkitab mendesak kita, ”Hendaklah kamu memastikan segala sesuatu; berpeganglah erat pada apa yang baik.” (1 Tesalonika 5:21) Lagi pula, bukankah yang penting adalah perkenan Allah?—Yohanes 17:3; 1 Timotius 2:3, 4. Para pemimpin agama mungkin menjanjikan masa depan yang kekal kepada kita. Namun, kalau janji itu tidak didasarkan atas ajaran Alkitab, hal itu tidak akan membantu kita untuk memperoleh berkat-berkat dari Kerajaan Allah. Dalam Khotbah di Gunung yang terkenal, Yesus dengan tegas memperingatkan, ”Bukan setiap orang yang mengatakan kepadaku, ’Tuan, Tuan’, akan masuk ke dalam kerajaan surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapakku yang di surga.”—Matius 7:21. Perhatikanlah, Yesus menekankan bahwa melakukan kehendak Bapaknya adalah syarat untuk menerima berkat-berkat dari Kerajaan Allah. Dengan kata lain, apa yang tampaknya sebagai kesalehan tidaklah selalu diperkenan oleh Allah. Sesungguhnya, Yesus meneruskan dengan mengatakan, ”Banyak yang akan mengatakan kepadaku pada hari itu, ’Tuan, Tuan, bukankah kami bernubuat dengan namamu, dan mengusir hantu-hantu dengan namamu, dan melakukan banyak perbuatan penuh kuasa dengan namamu?’ Meskipun demikian, pada waktu itu aku akan mengaku kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapanku, hai, orang-orang yang melanggar hukum.” (Matius 7:22, 23) Jelaslah, yang penting adalah bahwa kita memastikan agar kita memahami dengan saksama apa sebenarnya kabar baik Kerajaan itu dan kemudian bertindak selaras dengannya.—Matius 7:24, 25. Bantuan Tersedia Selama lebih dari 100 tahun, Saksi-Saksi Yehuwa telah memberitakan kabar baik Kerajaan Allah ini. Melalui bahan tercetak maupun secara lisan, mereka membantu orang-orang di seputar dunia untuk memperoleh pengetahuan yang saksama tentang apa Kerajaan Allah itu, apa berkat-berkat yang akan dihasilkannya, dan apa yang seseorang harus lakukan untuk memperoleh berkat demikian. Kami mengajak Saudara untuk menyambut berita yang sedang diumumkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa ini. Dengan menerima dan bertindak selaras dengan kabar baik, Saudara dapat menerima berkat-berkat besar tidak hanya sekarang tetapi juga di masa depan sewaktu Kerajaan Allah memerintah di seluruh bumi.—1 Timotius 4:8. Bertindaklah sekarang, karena berkat-berkat Kerajaan Allah sudah dekat! [Gambar di hlm. 7] Melalui bahan tercetak maupun secara lisan, Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan kabar baik Kerajaan Allah

Kabar Baik Tak Usah Diwartakan?


Mewartakan Kabar Baik adalah perintah Tuhan Yesus yang berlaku sepanjang abad. Perintah itu belum diubah. Maka, yang perlu dijawab adalah metodologi yang tepat sesuai konteks budaya bangsa kita. Kultur dan adat istiadat berbeda-beda. Tugas Pewarta adalah menemukan celah hingga Kabar Baik dapat diterima.

 Masing-masing pribadi mengambil sikap yang berbeda-beda terhadap Pewartaan Kabar Baik. Sebagian orang berpendapat bahwa tindakan pewartaan Kabar Baik sudah cukup dengan kegiatan-kegiatan sosial. Mendirikan rumah sakit, membangun sekolah, atau lembaga sosial lainnya. Lalu, mereka menyebut tindakan itu sebagai pewartaan Kabar Baik. Namun, sebagian lain berkata bahwa tindakan itu belum termasuk dalam tindakan mewartakan Kabar Baik. Bagi kelompok ini, Kabar Baik mutlak disampaikan secara verbal, diwujudkan dalam kata-kata.

DEFINISI
Pewartaan Kabar Baik (evangelization) adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan kristiani. Kata evangelization berasal dari kata evangelion. Menurut V. Becker dalam Gospel, Evangelize and Evangelist, ada beberapa kata yang menjadi bentuk dasar kata Kabar Baik dalam bahasa Yunani. Kata itu adalah, pertama, evangelion yang berarti Kabar Baik atau Injil. Kedua, kata evangelistes yang berarti pemberita Kabar Baik atau penginjil. Ketiga, evangelisdzo yang berarti memberitakan Kabar Baik, proklamasi atau khotbah.

Kata evangelion memberi penekanan tentang suatu berita yang hendak disampaikan. Kata ini berasal dari kata benda angelos yang berarti malaikat atau utusan dari Allah. Kata ini berhubungan erat dengan kata angello yang berarti membawa suatu berita atau memberitakan. Maka, menurut Edward R. Dayton and David A Fraser dalam Planning Strategies for World Evangelization, kata evangelion berarti Kabar Baik dari Allah yang hendak disampaikan kepada semua orang.

Injil adalah suatu berita untuk diakui; suatu realitas yang disaksikan oleh seorang saksi. Injil adalah berita yang dari Allah yang disampaikan dengan penuh keyakinan bahwa si pendengar atau si penerima diyakinkan, dinasihatkan dengan serius, dingatkan, dan, diyakinkan. Dalam Planning Strategies for World Evangelization, Edward R. Dayton mengatakan berita Injil disampaikan bukan hanya kepada mereka yang belum pernah mendengar Kristus tapi kepada mereka yang sudah percaya, kepada seluruh dunia.

SEIMBANG
Bagaimana Kabar Baik harus diwartakan? Inilah masalah dasar yang harus dijawab. Bila kita berbicara tentang pewartaan Kabar Baik, figur yang sangat sentral adalah Tuhan Yesus sendiri. Yesus adalah penggagas sekaligus pelaku utama. Yesus memberi Amanat Agung, dan Dia sendiri yang pertama kali mempraktikkannya. Selama pelayanan-Nya di muka bumi ini, Yesus mewartakan Kabar Baik secara verbal di rumah-rumah ibadah (Luk. 4:16). Dia pun mengajarkan firman Tuhan secara verbal. Dia menunjukkan kebobrokan dan memberi solusi. Namun, pada kesempatan lain, Dia memakai jalur sosial untuk mewartakan Kabar Baik tersebut. Di Kapernaum misalnya, Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Mrk. 2:1-5). Setelah itu, Dia mewartakan Kabar Baik tentang pengampunan dosa. Inilah inti berita Kabar Baik. Manusia berdosa beroleh pengampunan dosa. Itu pula yang pernah diserukan Nabi Yesaya kepada bangsa Yehuda yang dalam pembuangan. Delapan Abad sebelum Masehi, Yesaya yang sering dijuluki nabi Injili menyerukan pentingnya pengampunan. Hendaklah orang jahat memperbaiki hidupnya, dan mengubah jalan pikirannya. Biarlah ia kembali kepada TUHAN, supaya mendapat belas kasihan-Nya. Hendaklah ia berpaling kepada Allah kita, sebab TUHAN mengampuni dengan murah hati. (Yes. 55:7—BIS)

Yesus adalah pelaku pewartaan Kabar Baik. Dan, bagi-Nya hal ini amatlah penting. Maka, sebelum naik ke surga Amanat Agung diberikan agar para murid dan gereja sepanjang masa selalu mengingat hal ini. Yesus berkata: Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Mrk. 16:15). Ayat ini terkenal sebagai ayat Amanat Agung.

Yesus mewartakan Kabar Baik secara verbal, namun tidak mengabaikan perbuatan baik (sosial). Yesus adalah figur yang sangat tepat untuk diteladani. Dalam diri-Nya, sisi keseimbangan terlihat sangat jelas.

METODOLOGI
Dalam teologi Paulus, pewartaan Kabar Baik menjadi isu sentral. Menurut Paulus, Kabar Baik adalah berita bahwa Allah telah bertindak untuk keselamatan umat manusia melalui inkarnasi, kematian, dan, kebangkitan Yesus Kristus.

Apakah pewartaan Kabar Baik itu? D.T. Neils seorang teolog dari Sri Lanka mengatakan bahwa pewartaan Kabar Baik seperti one beggar telling onother beggar where to get food (ibarat seorang seorang pengemis yang menceritakan pengemis yang lain di mana mendapatkan makanan, red). Sementara itu, John Stott seorang pemikir kristiani yang disegani berkata bahwa pewartaan Kabar Baik adalah usaha membagikan atau mengabarkan berita Injil kepada orang lain. Apakah Kabar Baik dimaksud? Menurut Stott, Kabar Baik tersebut adalah berita tentang Yesus Kristus. Kabar Baik itu adalah Yesus telah mati untuk dosa kita dan untuk dosa isi dunia. Dia telah dibangkitkan dari kematian oleh Bapa menurut Alkitab (PL dan PB), dan, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia menawarkan pengampunan dosa dan memberikan Roh Kudus kepada semua orang yang percaya.

Pada hakikatnya, pewartaan Kabar Baik adalah partisipasi umat kristiani dalam menyampaikan Kabar Baik bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat dunia. Pewartaan Kabar adalah usaha untuk membagikan berita tentang Yesus dan mengajar agar menjadi murid sejati. Hal ini sesuai dengan Amanat Agung-Nya. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:19-20).

JAMINAN PENYERTAAN
Karena pewartaan Kabar Baik merupakan mandat Tuhan Yesus, maka Dia pun memperlengkapi. Dia tidak menyuruh tanpa bekal memadai. Ibarat seseorang yang pergi bertempur, ia harus punya selengkap senjata untuk mengalahkan musuh. Tuhan Yesus tahu hal itu. Maka, Dia memberi pewarta Kabar Baik senjata yang tak terkalahkan. Senjata itu adalah kuasa Allah sendiri. Alkitab mencatat segala kuasa di surga dan di bumi dilimpahkan kepada mereka yang mewartakan Kabar Baik. Mengapakah kuasa itu diberikan? Tentu, agar pewarta Kabar Baik mampu menembus kemustahilan. Mampu melumpuhkan tembok raksasa yang dibangun oleh keangkuhan manusia.

Tatkala mewartakan Kabar Baik dengan kekuatan manusia, dipastikan tidak membawa dampak apa pun. Mengapa? Rasio manusia makin sukar ditaklukkan. Apalagi, terlintas pemikiran tidak butuh Tuhan. Mereka yang menuhankan ilmu pengetahuan, merasa bahwa pengetahuan adalah jawaban atas segala sesuatu. Namun, fakta membuktikan tidak selamanya ilmu pengetahuan mampu menjawab persoalan, terlebih persoalan manusia yang mendasar, yakni masalah dosa. Ilmu pengetahuan gagal memberi solusi. Ilmu pengetahuan tidak mampu menyelesaikan masalah dosa. Yang dapat menjawabnya adalah Allah sendiri. Maka, penyertaan Allah mutlak diperlukan agar Kabar Baik menjadi berita yang efektif. Berita yang membawa pada keselamatan kekal.

Yogyakarta, 09 Agustus 2009


Kabar Baik Kerajaan—Apakah Itu?

Tahun lalu, di 235 negeri seputar dunia, 6.035.564 orang, tua dan muda, menggunakan 1.171.270.425 jam untuk berbicara dengan orang lain tentang hal itu. Selain secara lisan, mereka menempatkan kepada orang-orang lebih dari 700 juta bahan tercetak guna mengumumkan dan menjelaskan hal itu. Mereka juga membagikan ribuan kaset audio dan video untuk memperkenalkan hal itu. Apa yang sedang kita bicarakan ini?

YANG sedang kita bicarakan ini adalah kabar baik Kerajaan Allah. Benar, tidak pernah sebelumnya dalam sejarah manusia ”kabar baik kerajaan ini” diberitakan pada skala yang kita lihat dewasa ini.—Matius 24:14.

Semua yang melakukan pekerjaan pemberitaan dan pengajaran ini adalah para relawan. Dari sudut sekuler, mereka tampak tidak berbobot untuk melakukan tugas ini. Kalau begitu, apa yang menyebabkan mereka begitu berani dan berhasil? Kuasa kabar baik Kerajaan adalah faktor utama, karena kabar baik ini memberitakan berkat-berkat yang akan diterima umat manusia. Ini adalah berkat-berkat yang dicari semua orang—kebahagiaan, kebebasan dari kesulitan ekonomi, pemerintahan yang baik, perdamaian dan keamanan, dan satu hal lagi yang kebanyakan orang bahkan tidak berani untuk pikirkan—kehidupan abadi! Ini benar-benar kabar baik bagi orang-orang yang sedang mencari makna dan tujuan hidup ini. Ya, semua berkat ini dan lebih banyak lagi dapat menjadi milik Saudara jika Saudara menyambut dan bereaksi dengan sepatutnya terhadap pengumuman kabar baik Kerajaan ini.

Apakah Kerajaan Itu?

Namun, apa Kerajaan yang sedang diberitakan sebagai kabar baik itu? Itu adalah Kerajaan yang telah diajarkan kepada jutaan orang untuk didoakan dalam kata-kata yang kita kenal baik ini, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.”—Matius 6:9, 10.

Ini adalah Kerajaan yang dibicarakan oleh nabi Ibrani, Daniel, lebih dari 25 abad yang lalu sewaktu ia menulis, ”Allah yang berkuasa atas surga akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan pernah binasa. Dan kerajaan itu tidak akan beralih kepada bangsa lain. Kerajaan itu akan meremukkan dan mengakhiri semua kerajaan ini, dan akan tetap berdiri sampai waktu yang tidak tertentu.”—Daniel 2:44.

Jadi, kabar baik ini adalah tentang Kerajaan, atau pemerintahan, oleh Allah yang akan menghapuskan semua kefasikan dan kemudian memerintah seluruh bumi dalam damai. Kerajaan ini akan mewujudkan maksud-tujuan Pencipta yang semula bagi manusia dan bumi ini.—Kejadian 1:28.

”Kerajaan Surga Sudah Dekat”

Hampir 2.000 tahun yang lalu, kabar baik Kerajaan pertama kali diberitakan di hadapan umum oleh seorang pria berbakti yang penampilan dan pembawaannya sangat menarik perhatian. Pria ini adalah Yohanes Pembaptis, putra seorang imam Yahudi, Zakharia dan istrinya, Elisabet. Yohanes mengenakan pakaian dari bulu unta dan ikat pinggang kulit, sama dengan pakaian yang dikenakan nabi Elia. Namun, beritanyalah yang menarik perhatian banyak orang. ”Bertobatlah,” serunya, ”karena kerajaan surga sudah dekat.”—Matius 3:1-6.

Para pendengar Yohanes adalah orang-orang Yahudi, yang mengaku beribadat kepada Allah yang benar, Yehuwa. Sebagai suatu bangsa, mereka telah menerima perjanjian Hukum melalui Musa sekitar 1.500 tahun berselang. Di Yerusalem masih berdiri bait yang megah, tempat korban-korban dipersembahkan sesuai dengan Hukum. Orang-orang Yahudi merasa yakin bahwa ibadat mereka benar di mata Allah.

Akan tetapi, setelah mendengar berita Yohanes, beberapa orang mulai menyadari bahwa agama mereka bukanlah seperti apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Kebudayaan dan filsafat Yunani telah menyusupi ajaran agama orang Yahudi. Hukum yang diterima dari Allah melalui Musa sekarang sudah dipalsukan, bahkan dibuat tidak berlaku, oleh kepercayaan dan tradisi buatan manusia. (Matius 15:6) Disesatkan oleh para pemimpin agama mereka yang keras hati dan tidak berbelaskasihan, kebanyakan orang tidak lagi menyembah Allah dengan cara yang diperkenan. (Yakobus 1:27) Mereka harus bertobat dari dosa-dosa mereka terhadap Allah dan terhadap perjanjian Hukum.

Pada waktu itu, banyak orang Yahudi sedang mengharapkan munculnya Mesias, atau Kristus, yang dijanjikan dan ada yang berpikir tentang Yohanes, ”Apakah mungkin ia adalah Kristus?” Akan tetapi, Yohanes menyangkal bahwa ia adalah Mesias dan sebaliknya mengarahkan mereka kepada orang lain, yang tentangnya ia berkata, ”Ikatan tali kasutnya tidak layak aku lepaskan.” (Lukas 3:15, 16) Sewaktu memperkenalkan Yesus kepada murid-muridnya, ia berseru, ”Lihat, Anak Domba Allah yang menyingkirkan dosa dunia!”—Yohanes 1:29.

Hal itu benar-benar merupakan kabar baik, karena Yohanes, sebenarnya, sedang menunjukkan kepada semua orang jalan kepada kehidupan dan kebahagiaan—Yesus, pribadi yang ”menyingkirkan dosa dunia”. Sebagai keturunan Adam dan Hawa, semua manusia lahir dalam tirani dosa dan kematian. Roma 5:19 menjelaskan, ”Sebagaimana melalui ketidaktaatan satu pria [Adam], banyak orang menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang [Yesus], banyak orang akan dibawa kepada keadaan adil-benar.” Yesus, bagaikan Anak Domba yang dikorbankan, akan ”menyingkirkan dosa” dan menghasilkan perubahan bagi keadaan manusia yang menyedihkan. ”Upah yang dibayarkan oleh dosa adalah kematian,” Alkitab menjelaskan, ”tetapi karunia yang Allah berikan adalah kehidupan abadi melalui Kristus Yesus, Tuan kita.”—Roma 6:23.

Sebagai manusia sempurna—bahkan, tokoh terbesar sepanjang masa—Yesus melakukan pemberitaan kabar baik. Kisah Alkitab di Markus 1:14, 15 memberi tahu kita, ”Setelah Yohanes ditangkap, Yesus pergi ke Galilea, memberitakan kabar baik Allah dan mengatakan, ’Waktu yang ditetapkan telah digenapi, dan kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah, kamu sekalian, dan berimanlah kepada kabar baik.’”

Orang-orang yang menyambut berita Yesus dan mempraktekkan iman akan kabar baik ini sangat diberkati. Yohanes 1:12 mengatakan, ”Seberapa banyak orang yang menerimanya, kepada mereka ia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah, karena mereka memperlihatkan iman akan namanya.” Karena menjadi anak-anak, atau putra, dari Allah, mereka berhak menerima imbalan berupa kehidupan abadi.—1 Yohanes 2:25.

Namun, hak istimewa untuk menerima berkat-berkat Kerajaan tidak terbatas hanya kepada orang-orang yang hidup di abad pertama. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, kabar baik Kerajaan Allah sedang diberitakan dan diajarkan di semua bagian bumi yang berpenduduk dewasa ini. Jadi, berkat-berkat Kerajaan masih tersedia. Apa yang harus Saudara lakukan untuk menerima berkat-berkat demikian? Artikel berikutnya akan menjelaskan hal ini.

ROHANI AGAMA KRISTEN

Iman Kepada Agama atau Kepada Kristus

Janganlah menunda-nunda pertobatanmu ... !!
Kasih dan Kemurahan TUHAN memang tak ada batasnya,,
tapi umur seseorang itu ada batasnya.

"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ??
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada PERTOBATAN ??"
- (Roma 2 : 4) -

Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.

Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?

Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut. 

Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?

Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?